Sentimen
Positif (96%)
28 Jul 2024 : 16.12
Informasi Tambahan

Event: kongres luar biasa

Kab/Kota: Bogor

OPINI: Sejarah 27 Juli Berdarah - Page 3

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: News

28 Jul 2024 : 16.12

Dalam ketidakpastian nasib PDI, pemerintah berupaya terus mengadang Megawati menjadi ketua umum PDI, karena keberadaannya dapat membahayakan 'stabilitas keamanan' keberlangsungan pemerintahan Soeharto yang akan melaksanakan pemilihan umum di tahun 1997. Singkat cerita Megawati harus diadang dan tidak boleh memimpin PDI.

Untuk melanjutkan pemilihan kepengurusan pimpinan PDI, harus diselenggarakan munas partai, yang juga diupayakan oleh kepengurusan DPP PDI sementara yang dipimpin oleh Latief Pudjosakti yang didukung pemerintah untuk menguasai keberlangsungan munas pada tanggal 22 Desember 1993. Timbul ketidakpastian karena kepengurusan lama sudah kedaluwarsa pada saat Kongres Luar Biasa selesai.

Dalam kekacauan tersebut, dengan bantuan perwira muda ABRI, Agum Gumelar dan AM Hendropriyono, seluruh DPD dan DPP sementara sepakat menyelenggarakan Munas pada Rabu siang 22 Desember 1993 yang semula direncanakan di Kopo, Puncak, Bogor, Jawa Barat, dipindah ke Garden Hotel, Kemang, Jakarta Selatan. Akhirnya pada pukul 22.00 WIB, Megawati dipilih menjadi Ketua Umum PDI secara aklamasi oleh 52 fungsionaris (ketua dan sekjen) DPD PDI dari 27 provinsi.

Walaupun terpilih sebagai ketua umum PDI, Megawati tidak leluasa menetukan kepengurusan DPP PDI, dia harus menerima 16 orang fungsionaris yang dikenal sebagai orang binaan pemerintah. Pada waktu itu Megawati hanya mampu memilih Sekretaris Jenderal Alex Litaay dan saya sebagai Bendahara Umum (saya sebagai fungsionaris PDI dan anggota DPR/MPRRI Pemilu 1992).

Pada waktu itu saya sedang mengendarai mobil dari Boston ke Maine (USA) dan ditelepon oleh Megawati yang mengatakan: "Laks kamu jadi bendahara ya. Saya susah payah memilih orang karena yang disetujui baru dua orang. Kamu dan Alex Litaay!" Mungkin saya dianggap sebagai profesional bankir yang nonpolitik makanya tidak mengancam pemerintah Soeharto.

Setelah kepengurusan terbentuk, sebagai tradisi kepengurusan baru, partai politik harus sowan kepada Presiden Soeharto. Seluruh pengurus DPP PDI diterima di Bina Graha oleh Presiden Soeharto. Saya masih ingat itulah pertama kali saya bertatap muka dan bersalaman dengan Presiden Soeharto. Saya perhatikan raut mukanya yang tidak senang dengan Megawati walaupun dia tetap berupaya tersenyum.

Sentimen: positif (96.9%)