Sentimen
Netral (48%)
27 Jul 2024 : 13.18
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru

Kab/Kota: Kramat

Kasus: HAM, Tragedi Kudatuli

Partai Terkait

PDIP Peringati Peristiwa Kudatuli, Gelar Teatrikal Serangan 27 Juli 1996

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Nasional

27 Jul 2024 : 13.18

Bisnis.com, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) menggelar penampilan teatrikal bertajuk 'Kudatuli 27 Juli, Kami Tidak Lupa' di Kantor DPP PDIP pada Sabtu (27/7/2024).

Penampilan teatrikal itu sebagai reka adegan serangan kantor DPP PDIP pada 27 Juli 1996 atau yang dikenal dengan Peristiwa Kudatuli.

Pantauan Bisnis di lokasi, penampilan teatrikal tersebut dimulai pada pukul 08.00 WIB. Ratusan massa penampil dengan baju merah tampak berteriak di depan markas PDIP.

Sejumlah dari mereka bahkan menaiki dan menggoyang-goyangkan pagar Kantor DPP PDIP. Tiruan batu bata dari styrofoam juga dilempari.

Ratusan massa tersebut berperan sebagai kubu Soerjadi yang ingin menggulingkan kepemimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDI.

Kepala Badan Sejarah PDIP Bonnie Triyana menjelaskan, penampilan teatrikal penyerangan markas PDIP tersebut bukan untuk membangkitkan luka lama. PDIP, lanjutnya, hanya ingin merawat ingatan masyarakat.

“Tanpa peristiwa 27 Juli 1996, mungkin tidak akan ada reformasi 1997-1998, mungkin tidak akan ada pemilihan presiden secara langsung, tidak ada kesempatan buat seseorang bermimpi menjadi pejabat tinggi walau dari keluarga sederhana,” kata Bonnie.

Peringatan 28 tahun peristiwa Kudatuli ini juga diisi oleh pembacaan puisi oleh Sastrawan Amien Kamiel. Putra aktivis Widji Thukul, Fajar Merah, juga tampil membawakan lagu-lagunya.

Peringatan juga diisi dengan kegiatan tabur bunga dan doa bersama serta pidato dari Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun tampak mengikuti acara ini melalui daring.

Sejarah Kudatuli

Kudatuli merupakan peristiwa ketika massa pendukung PDI kubu Soerjadi bersama sejumlah orang yang diduga aparat menyerang kantor DPP PDI yang diisi oleh massa pendukung PDI kubu Megawati.

Upaya penyerangan itu didukung oleh pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan kepemimpinan Megawati dari kantor pusat PDI.

Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat, Jakarta Pusat.

Dari hasil penyidikan Komnas HAM, sebanyak 5 orang massa pendukung Megawati tewas, 149 orang terluka, dan 23 orang hilang. Saat itu, pemerintah menuduh aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai penggerak kerusuhan. 

Sentimen: netral (48.5%)