Jember (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran Rp 1,2 miliar tahun ini untuk pengadaan alat pengolah sampah tahun ini. Ini bagian dari komitmen mengurangi timbunan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) secara bertahap.

Dinas Lingkungan Hidup Jember sebenarnya telah mengadakan empat unit mesin pemilah sampah di TPA Pakusari. “Mesin ini mampu memilah sampah organik dan anorganik,” kata Bupati Hendy Siswanto, dalam sidang paripurna Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja daerah di gedung DPRD Jember, Jumat (7/6/2024).

Namun, Hendy menyadari bahwa kapasitas mesin tersebut masih terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah timbunan sampah yang ada, sehingga perlu dilakukan pengadaaan alat pengolah sampah sebagai upaya pengelolaan sampah menuju zero waste.

Sampah organik yang diolah berbentuk bubur sampah bisa dimanfaatkan menjadi pakan magot. “Sedangkan untuk sampah anorganik saat ini telah dilakukan penjajakan kerjasama dengan PT. Reciki untuk dimanfaatkan menjadi RDF (Refuse Derived Fuel), yaitu bahan bakar substitusi batubara untuk pabrik semen,” kata Hendy. Pemkab Jember akan mengembangkan sistem pengelolaan RDF ini untuk menjadi sistem pengelolaan sampah di desa-desa.

Sementara itu, juru bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mangku Budi Heri menegaskan perlunya keseriusan pemerintah dalam menangani pengelolaan sampah. Selama ini PKS melihat Pemkab Jember kurang serius.

“Seluruh sampah hanya dipindahkan saja ke TPA yang sudah menjadi milik pemerintah. Namun untuk pengelolaannya masih kurang,” kata Mangku.

Fraksi PKS bersyukur dengan munculnya komunitas-komunitas peduli lingkungan yang sigap bersinergi dengan pemerintah setiap kegiatan bersih lingkungan. Mangku mengusulkan agar ada anggaran untuk program pengelolaan sampah. “Dengan begitu sampah tidak hanya dipindahkan ke TPA, tapi juga bisa diproses daur ulang atau dinolkan,” katanya. [wir]