Sentimen
Negatif (80%)
26 Jul 2024 : 12.01
Partai Terkait

Saya Tidak Akan Diam, Waktunya Perang Berakhir

26 Jul 2024 : 19.01 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pada Kamis, 25 Juli.

Setelah dia mengadakan pembicaraan tatap muka dengan Netanyahu, Harris melakukan pidato lewat siaran televisi. Di dalamnya ia menegaskan AS tak akan tinggal diam sebelum perang berakhir.

Dia memastikan akan mendorong berbagai upaya untuk meringankan penderitaan warga sipil Palestina, dengan nada yang lebih keras dibandingkan Presiden Joe Biden.

“Sudah waktunya perang ini berakhir,” kata Harris, dilihat dari video Reuters, Jumat, 26 Juli 2024.

Harris, yang kemungkinan besar akan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat setelah Biden mundur dari pemilu, tak mau basa-basi tentang krisis kemanusiaan yang mencekam di Gaza, setelah sembilan bulan 'perang'.

“Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan ini dan saya tidak akan diam,” katanya, tegas.

Pernyataan Harris bernada tajam dan serius serta menimbulkan pertanyaan apakah ia akan lebih agresif dalam berurusan dengan Netanyahu jika terpilih sebagai presiden pada tanggal 5 November nanti?

Namun, gestur Kamala Harris tak lantas meyakinkan para pakar di sana, mengenai perubahan hubungan Israel dan AS. Artinya, tak akan ada perubahan besar dalam kebijakan AS terhadap Israel, meski Harris yang terpilih jadi presiden.

Genosida dimulai sejak 7 Oktober Hamas menyerang Israel selatan dari Gaza. Serangan balasan Israel hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 39.000 orang dan menyebabkan bencana kemanusiaan.

Sebagian besar wilayah pesisir Gaza rata dengan tanah, orang-orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, kelaparan, dan kekurangan bantuan darurat.

Serangan Terbaru

Israel penjajah kembali meluncurkan serangan ke Palestina beberapa jam sebelum Perdana Menterinya, Benjamin Netanyahu melakukan pidato di Kongres Amerika Serikat.

Rumah-rumah di timur Khan Younis dibombardir sehingga menyebabkan para warga sipil mengungsi ke arah barat.

Dalam 24 jam terakhir, laporan dari Pejabat Kesehatan Gaza, korban tewas bertambah sedikitnya 55 orang.

Rintih warga Palestina kian kencang terdengar menyusul bebalnya Israel penjajah abaikan putusan ICJ atas kasus genosida.

"Ke mana kita harus pergi? Bagaimana kalau kita menyeberang ke laut?” kata Ghada, yang telah enam kali mengungsi bersama keluarganya selama perang, melalui aplikasi obrolan dari Kota Hamad di barat laut Khan Younis, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, 25 Juli 2024.

“Kami kelelahan, kelaparan, dan ingin perang berakhir sekarang, bukan satu jam kemudian," ujarnya.

Israel berulang kali memberi instruksi agar warga sipil menuju ke barat, di mana lokasi tersebut diklaim sebagai wilayah kemanusiaan oleh mereka.

Tapi nyatanya, arahan itu hanya menjebloskan para warga ke 'neraka dunia' yang mereka ciptakan secara kejam. ****

Sentimen: negatif (80%)