Sentimen
Negatif (99%)
26 Jul 2024 : 10.13
Informasi Tambahan

Kasus: Teroris

Tokoh Terkait

Kita Tak Bisa Mati Rasa

26 Jul 2024 : 17.13 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Calon kandidat Presiden di Pilpres AS 2024, Kamala Harris mengaku tak akan tinggal diam melihat genosida berkepanjangan di Palestina yang telah memakan banyak korban sipil sejak 7 Oktober 2023.

Dia mendesak Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas sekaligus membebaskan para sandera.

"Kita tidak bisa berpaling dari tragedi ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan. Dan saya tidak akan tinggal diam," katanya.

Harris mengatakan dirinya telah melakukan percakapan yang “terus terang dan konstruktif” dengan Netanyahu di mana dia menegaskan hak Israel untuk membela diri, tetapi juga menyatakan keprihatinan mendalam tentang tingginya angka kematian di Gaza selama sembilan bulan terakhir.

"Saya sampaikan dengan jelas keprihatinan serius saya tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di sana, dengan lebih dari 2 juta orang menghadapi krisis pangan dan setengah juta orang mengalami kerawanan pangan akut," tutur dia.

Pertemuan antara Harris dan Netanyahu pun berlangsung tertutup setelah sang PM berpidato di Kongres Amerika Serikat.

“Ada harapan dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan mengenai kesepakatan ini,” kata Harris kepada wartawan tak lama setelah pertemuan dengan Netanyahu.

“Dan seperti yang baru saja saya katakan kepada Perdana Menteri Netanyahu, inilah saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini," ujarnya.

Respon Awal terhadap Serangan 7 Oktober

Menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di Israel oleh Hamas, Harris mengutuk tindakan kelompok tersebut. Dia menyebut Hamas sebagai "organisasi teroris biadab" dan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari ancaman.

Harris menegaskan kembali dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap keamanan Israel selama diskusinya dengan para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog. Demikian laporan dari Gedung Putih.

Di sisi lain, Harris juga vokal mengenai situasi kemanusiaan di Gaza. Pada bulan Maret lalu misalnya, dia menyerukan penghentian pertempuran segera dan mengatakan bahwa Israel belum berbuat cukup untuk meringankan bencana kemanusiaan yang berlangsung di Gaza.

“Orang-orang di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak," kata Harris, saat memberikan sambutan di sebuah acara peringatan 59 tahun “Minggu Berdarah” di Alabama.

“Pemerintah Israel harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan aliran bantuan secara signifikan. Tidak ada alasan,” kata Harris.

Pada bulan yang sama, dalam sebuah wawancara televisi, wakil presiden tidak mengesampingkan konsekuensi bagi Israel jika mereka melakukan invasi ke kota Rafah di Gaza selatan. Ia ingin kejahatan tersebut turut diadili.***

Sentimen: negatif (99.2%)