Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Paspampres
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Kuping Trump Kena Tembak, Secret Service AS Akui Gagal Jalankan Pekerjaan
Detik.com Jenis Media: Internasional
Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Republikan, Donald Trump, ditembak orang, pelurunya menembus kuping kanannya. Berita itu bikin heboh sedunia. Masa sih Secret Service gagal melindungi capres yang notabene mantan presiden itu? Ya memang gagal.
Pengakuan kegagalan menjalankan pekerjaan itu disampaikan Direktur Secret Service AS, Kimberly Cheatle, sebagaimana dilansir AFP, Senin (22/7/2024).
Lembaga semacam Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) versi AS itu mengaku gagal mencegah percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS pendahulu Joe Biden itu.
"Misi serius Secret Service adalah melindungi para pemimpin negara kita," kata Cheatle dalam kesaksiannya di depan Komite Pengawasan dan Akuntabilitas DPR.
"Pada 13 Juli, kami gagal," katanya. "Sebagai direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat, saya bertanggung jawab penuh atas segala pelanggaran keamanan."
Cheatle, yang menghadapi seruan untuk mengundurkan diri, mengatakan upaya pembunuhan terhadap Trump, yang mengalami luka ringan di telinga saat berbicara pada rapat umum kampanye, adalah "kegagalan operasional Dinas Rahasia yang paling signifikan dalam beberapa dekade."
United States Secret Service Director Kimberly Cheatle looks on during a press conference at the Secret Service's Chicago Field Office on June 4 2024 in Chicago, Illinois, ahead of the 2024 Democratic and Republican National Conventions. (AFP) Foto: AFPSaat membuka sidang Komite Pengawasan mengenai upaya pembunuhan tersebut, Ketua Komite Partai Republik James Comer mengatakan "tragedi ini dapat dicegah" dan "saya sangat yakin, Direktur Cheadle, bahwa Anda harus mengundurkan diri."
"Dinas Rahasia mempunyai misi yang tidak pernah gagal, namun gagal pada 13 Juli dan beberapa hari menjelang unjuk rasa," katanya, seraya menambahkan bahwa badan tersebut "kini menjadi wajah ketidakmampuan."
Perwakilan Michael Turner, seorang anggota parlemen Partai Republik dari Ohio, juga meminta Cheatle untuk mundur.
"Anda tidak hanya harus mengundurkan diri tetapi jika Anda menolak melakukannya, Presiden (Joe) Biden perlu memecat Anda karena nyawanya, nyawa Donald Trump, dan semua orang yang Anda lindungi berada dalam bahaya," kata Turner.
Diberitakan sebelumnya, pria bersenjata berusia 20 tahun, Thomas Matthew Crooks, menembaki Trump dengan senapan jenis AR hanya beberapa menit setelah mantan presiden Partai Republik dan kandidat Gedung Putih saat ini mulai berbicara pada acara kampanye di Butler, Pennsylvania.
Crooks ditembak mati oleh penembak jitu Dinas Rahasia 26 detik setelah melepaskan tembakan pertama dari delapan tembakan. Adapun peluru yang tidak mengakhiri nyawa Trump itu justru membuat tewas pendukungnya.
Penyelidik telah menetapkan bahwa Crooks, yang tinggal di kota sekitar 50 mil (80 kilometer) dari Butler, bertindak sendiri dan tidak dapat mengidentifikasi kecenderungan ideologis atau politik yang kuat.
(dnu/fas)Sentimen: negatif (99.8%)