Sentimen
Positif (98%)
25 Jul 2024 : 17.36
Informasi Tambahan

BUMN: PT Kimia Farma

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Andalusia

Tokoh Terkait

Kimia Farma Siap Ajukan Izin Edar Terapi Sel Punca setelah Tiga Uji Klinis

26 Jul 2024 : 00.36 Views 2

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Hiburan

Jakarta, Beritasatu.com - PT Kimia Farma berencana untuk mengajukan izin edar terapi sel punca dalam waktu dekat. Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan PT Kimia Farma Tbk Jasmine K Karsono mengungkapkan, rencana ini setelah Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) menerima sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sejak 2012, RSCM telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), BPOM, PT Kimia Farma, dan Universitas Indonesia dalam pengembangan terapi sel punca di Indonesia.

Jasmine menyatakan, PT Kimia Farma telah menyelesaikan tiga uji klinis yang diperlukan untuk pengajuan izin edar.

"Kami sudah memiliki tiga uji klinis. Mungkin 1-2 bulan ke depan, kita mau masukan untuk pengajuan izin edar. Prosesnya sekitar 7-8 bulan untuk approval," kata Jasmine dalam acara Harmony in Stem Cell di RSCM, Jakarta, pada Kamis (25/7/2024).

Dengan pengajuan izin edar ini, terapi sel punca diharapkan dapat dipasarkan secara luas pada awal 2025.

Kepala Instalasi Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM Prof dr Ismail Hadisoebroto menyebut, RSCM telah menerima banyak permintaan untuk produksi sel punca.

Menurutnya, sertifikat CPOB ini juga akan memungkinkan rumah sakit di seluruh Indonesia untuk berkolaborasi dalam pengadaan terapi sel punca, dengan RSCM sebagai standar mutu dan layanan.

"Ada banyak rumah sakit yang mengajukan diri, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Tentu kita butuh kolaborasi. Tidak mungkin RSCM yang melayani semua pasien," ujar Prof Ismail.

Hingga saat ini, terapi sel punca di RSCM telah membantu 1.910 pasien dengan tingkat keberhasilan mencapai 80%.

Acara Harmony in Stem Cell juga dihadiri oleh beberapa tokoh, termasuk Direktur Utama RSCM dr Supriyanto Dharmoredjo, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan yang merangkap PIt Kepala BPOM RI Rizka Andalusia, serta Kepala Instalasi Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM Prof dr Ismail Hadisoebroto Dilogo.

Sentimen: positif (98.3%)