Sentimen
Negatif (88%)
25 Jul 2024 : 14.32
Tokoh Terkait

Aplikasi Pengganti WhatsApp Meledak, Ini Alasan Banyak yang Pindah

25 Jul 2024 : 21.32 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNBC Indonesia - Telegram makin mengejar WhatsApp dengan mencapai lebih dari 950 juta pengguna aktif pada Juli 2024. Pendiri Telegram Pavel Durov menargetkan agar aplikasi pesan singkat itu mampu melampaui angka 1 miliar pengguna aktif tahun ini.

Dalam saluran Telegram, Durov mengungkap, perusahaan juga berencana meluncurkan toko aplikasi dan browser dalam aplikasi dengan dukungan untuk halaman web3 bulan ini.

Pada Maret lalu Telegram melaporkan bahwa pengguna mereka melampaui 900 juta. Saat itu, dalam wawancara dengan Financial Times, Durov mengatakan perusahaan menargetkan untung tahun depan, demikian dikutip dari TechCrunch, Kamis (25/7/2024).

Telegram tampaknya mempercepat adopsi teknologi web3 di platformnya. Perusahaan ini telah lama mendukung inisiatif mata uang kripto dan blockchain, namun upayanya untuk memasuki ruang tersebut melambat setelah penawaran koin awalnya gagal pada 2018.

Pada Desember 2022, perusahaan mulai melelang nama pengguna di blockchain TON.

Perusahaan sejak itu fokus membantu pengembang membangun aplikasi mini dan game yang menggunakan cryptocurrency untuk transaksi.

Tahun ini, mereka mulai membagi pendapatan iklan dengan pemilik saluran dengan membagikan Toncoin (token pada blockchain TON).

Awal bulan ini, Telegram mulai mengizinkan pemilik saluran mengonversi bintang menjadi Toncoin untuk membeli iklan dengan harga diskon atau memperdagangkan mata uang kripto.

Namun, sejak November 2023, penipu secara aktif menjajakan berbagai skema untuk mencuri Toncoin dari pengguna, demikian menurut laporan dari Kaspersky.

Durov membahas masalah ini dalam pesannya di saluran minggu lalu, dan mengatakan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk mengurangi penipuan semacam itu.

"Dalam waktu dekat, Telegram akan mulai menampilkan bulan pendaftaran dan negara utama untuk akun publik [mirip dengan Instagram]. Kami juga akan mengizinkan organisasi menggunakan aplikasi mini mereka untuk mengeluarkan label saluran, menciptakan pasar terdesentralisasi untuk verifikasi pihak ketiga," tulisnya dalam pesan di salurannya.


(dem/dem)

Sentimen: negatif (88.9%)