Hemodialisa atau yang lebih dikenal dengan cuci darah adalah perawatan untuk pasien gagal ginjal kronis. Bukan hanya dewasa, penyakit gagal ginjal kronis juga bisa menyerang anak-anak.

"Bocil-bocil yang gagal ginjal kronik di RSCM itu banyak juga. Anak kecil memang bisa sakit ginjal, rentan cuci darah juga ada," ujar Ketua UKK Tumbuh Kembang Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr dr Rini Sekartini, SpA(K) dalam keterangannya, Selasa (23/7/2024).

Ada beberapa faktor yang membuat anak-anak mengalami gagal ginjal kronis berujung cuci darah termasuk riwayat keluarga, kelainan bawaan ginjal, infeksi saluran kemih, riwayat menderita sindrom nefrotik atau sindrom nefritis akut atau sindrom hemolitik uremik dan riwayat tekanan darah tinggi.

Menyoal banyaknya pasien hemodialisa anak di RSCM, Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Richard Samosir mengatakan kondisi itu dipicu kekurangan layanan kesehatan di daerah. Bahkan di Indonesia, hanya 14 rumah sakit yang melayani poli ginjal anak.

"RSCM ini kan pusat rujukan nasional. Di Jakarta saja bisa dihitung jari tempat cuci darah pada anak, jadi nggak semua RS melayani," kata Tony kepada detikcom, Rabu (24/7).

Belum lagi dokter nefrologi anak di Indonesia masih minim. Sejauh ini hanya 32 dokter ginjal anak yang tersebar hanya di beberapa kota besar.

"Inilah yang kami bilang, negara belum sepenuhnya hadir terkait pengembangan faskes terkait penyakit ginjal. Anak juga harus diperhatikan. Bukan hanya membangun gedung-gedung RS, SDM kesehatannya juga harus diperhatikan," tegas dia.