Sentimen
Negatif (100%)
23 Jul 2024 : 22.15
Informasi Tambahan

Kasus: Teroris, kekerasan seksual, pelecehan seksual

Bagaimana Pandangan Kamala Harris Soal Israel dan Gaza? Siap Nyapres Gantikan Joe Biden

24 Jul 2024 : 05.15 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris mendadak banjir sorotan usai Presiden Joe Biden menarik diri, mundur dari pencalonannya di Pilpres 2024. Harris lantas ditunjuk sebagai penggantinya, untuk menghadapi eks Presiden AS, Donald Trump, bulan November mendatang.

Salah satu yang paling disoroti adalah bagaimana sikap dan pandangan Kamala Harris terhadap isu Israel dan Palestina.

Kamala Harris secara konsisten menyuarakan dukungannya terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri. Namun, ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap krisis kemanusiaan di Gaza dan vokal tentang perlunya penyelesaian segera akan penderitaan warga Palestina. Jadi di pihak siapa Kamala Harris sebenarnya?

Dilansir dari Reuters, Selasa, 23 Juli 2024, berikut ini beberapa pernyataan penting wakil presiden mengenai konflik tersebut:

Respon Awal terhadap Serangan 7 Oktober

Menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di Israel oleh Hamas, Harris mengutuk tindakan kelompok tersebut. Dia menyebut Hamas sebagai "organisasi teroris biadab" dan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari ancaman semacam itu.

Harris menegaskan kembali dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap keamanan Israel selama diskusinya dengan para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog. Demikian laporan dari Gedung Putih.

Kemudian, tanggal 17 Juni 2024, Harris menjadi tuan rumah sebuah acara di Gedung Putih, yang mencakup diskusi panel dan sambutan dari para pendukung dan penyintas Kekerasan Seksual Terkait Konflik.

Pada acara ini, ia menyampaikan pidato publik yang menyatakan, "kekerasan seksual masih menjadi bagian mengerikan dari konflik modern di seluruh dunia."

Harris mempercayai tudingan kekerasan seksual yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober adalah suatu kebenaran. Baginya, pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan warga negara harus ikut mengatasi masalah pelecehan seksual dalam konflik.

"Beberapa hari setelah tanggal 7 Oktober, saya melihat gambar wanita Israel yang berlumuran darah diculik. Saya bertemu dengan Amit, seorang penyintas yang dengan berani mengungkapkan kisahnya tentang kekerasan seksual saat dia ditawan oleh Hamas. Saya khawatir, kesaksian ini hanya akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya sandera yang dibebaskan," ujarnya.

"Hati saya hancur untuk semua orang yang selamat dan keluarga mereka, juga untuk semua rasa sakit dan penderitaan selama delapan bulan terakhir di Israel dan di Gaza," kata dia.

Kritik terhadap Israel dan Seruan Gencatan Senjata

Di sisi lain, Harris juga vokal mengenai situasi kemanusiaan di Gaza. Pada bulan Maret lalu misalnya, dia menyerukan penghentian pertempuran segera dan mengatakan bahwa Israel belum berbuat cukup untuk meringankan bencana kemanusiaan yang berlangsung di Gaza.

“Orang-orang di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak," kata Harris, saat memberikan sambutan di sebuah acara peringatan 59 tahun “Minggu Berdarah” di Alabama.

“Pemerintah Israel harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan aliran bantuan secara signifikan. Tidak ada alasan,” kata Harris.

Pada bulan yang sama, dalam sebuah wawancara televisi, wakil presiden tidak mengesampingkan konsekuensi bagi Israel jika mereka melakukan invasi ke kota Rafah di Gaza selatan. Ia ingin kejahatan tersebut turut diadili.

Dengan demikian, Harris mengecam Hamas, namun juga menunjukkan kecenderungan akan mengambil tindakan yang lebih keras terhadap Israel dibandingkan Joe Biden, demikian menurut para analis yang berbicara kepada Reuters. ***

Sentimen: negatif (100%)