Sentimen
Positif (96%)
20 Jul 2024 : 18.53
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Menteng, Gambir

Kasus: Tragedi Kudatuli

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Peristiwa Kudatuli Hasilkan Kebebasan Berpendapat dan Kebebasan Pers

21 Jul 2024 : 01.53 Views 3

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

Sumber foto: Radio Elshinta/ Arie Dwi Prasetyo

Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning

Peristiwa Kudatuli Hasilkan Kebebasan Berpendapat dan Kebebasan Pers Dalam Negeri    Valiant Izdiharudy Adas    Sabtu, 20 Juli 2024 - 14:16 WIB

Elshinta.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning mengatakan tanpa adanya peristiwa Kudatuli atau kerusuhan 27 Juli 1996, tidak akan lahir Reformasi yang membawa Indonesia pada demokrasi serta kebebasan pers saat ini. 

 

Hal ini disamapaika Ribka Tjiptaning saat diskusi dalam diskusi bertajuk 'Kudatuli, Kami Tidak Lupa' di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

 

Menurut Mbak Ning, sapaan karib Ribka Tjiptaning, Kudatuli menjadi pemantik lahirnya iklim demokrasi sekaligus mengakhiri hegemoni Presiden Soeharto. 

 

"Kalau tidak ada Kudatuli tidak ada reformasi," kata Mbak Ning

 

Dimana, Kudatuli merupakan peristiwa pengambilalihan paksa Kantor DPP PDI yang dikuasai Megawati Soekarnoputri oleh massa pendukung, Soerjadi. 

 

"Kalau tidak ada Reformasi tidak ada anak buruh bisa jadi gubernur, tidak ada Reformasi tidak ada anak petani bisa jadi bupati, wali kota, tidak ada Reformasi tidak ada anak tukang kayu jadi presiden," tegas Mbak Ning.

 

Hingga 28 tahun berselang, pengorbanan sejumlah elemen masyarakat dalam memperjuangkan demokrasi kala itu kini telah dinikmati banyak pihak. Termasuk Jokowi dan keluarganya.

 

"Dulu yang bisa jadi pejabat dari RT, RW, lurah, camat itu pasti Golkar, tapi karena ada peristiwa 27 juli, Reformasi maka ada satu perubahan yang dahsyat yaitu bisa semua anak rakyat mimpinya bisa tercapai," kata Mbak Ning.

 

Lebih jauh Mbak Ning mengingatkan sebelum Tragedi Kudatuli ada Tragedi Gambir. Ia tidak ingin tragedi kekerasan ini luput juga dari ingatan rakyat. 

 

Artinya, reformasi tidak berdiri tunggal, ada banyak rentetan peristiwa sebelumnya yang berasal dari kekuatan rakyat melawan rezim otoriter Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun.  

 

“Kita udah digebuk duluan di Gambir. Saya ingat betul saya diselamatkan Pak Pangat Ketua DPC Jakarta Barat walaupun dimasukin taksi, taksinya juga diancurin digebukin macam-macam itulah dulu rezim Soeharto,” pungkasnya.

 

Turut hadir dalam diskusi tersebut Mantan Aktivis Gerakan Reformasi Partai Rakyat Demokratik (PRD) Wilson Obrigados, jajaran DPP PDIP seperti Sri Rahayu, Yuke Yurike, Bonnie Triyana, serta para organ sayap partai. Terlihat Ketua Umum Repdem Wanto Sugito. Ketua Umum DPP PDIP Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri pun turut mengikuti acara tersebut melalui daring. (ADP)

Sumber : Radio Elshinta

Sentimen: positif (96.2%)