Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cirebon, Batang
Tokoh Terkait
Semester I, Lifting Migas Belum Lampaui Target APBN
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) sepanjang semester I 2024 belum melampaui target Anggaran Perbelanjaan Belanja Negara (APBN) 2024.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi lifting minyak sepanjang semester I 2024 mencapai 576.000 barel per hari (BOPD) atau hanya sebesar 91% dari target APBN 2024, yakni 635 BOPD. Penurunan ini terjadi karena kondisi banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
“Di semester I 2024 kita mengalami gangguan banjir sehingga drilling praktis lebih dari 1 bulan tidak bisa dilakukan. Jadi, ada beberapa keterlambatan kegiatan drilling yang mengakibatkan realisasi produksi minyak kita adalah 576.000 barel per hari,” ujar Dwi dalam konferensi pers “Kinerja Hulu Migas Semester I 2024”, Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Dengan kondisi itu, Dwi memprediksi produksi minyak hingga akhir 2024 masih di bawah target. Sementara outlook produksi minyak hingga akhir tahun ini mencapai 595.000 BOPD.
Berdasarkan data, angka tersebut juga masih jauh dari target lifting minyak yang ditetapkan dalam APBN 2024, yakni 635.000 BOPD atau tercapai 94%. “Kita melihat outlook-nya nanti adalah sekitar 596.000 hingga 597.000 barel per hari. Outlook-nya adalah 595.000 BOPD,” ujar Dwi.
Dwi melanjutkan, realisasi lifting gas bumi sepanjang semester I 2024 mencapai 5.301 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau hanya sebesar 92% dari target APBN 2024, yakni 5.785 MMSCFD. Outlook lifting gas hingga akhir 2034 diperkirakan mencapai 5.554 juta MMSCFD atau sebesar 96% dari target tahun ini.
“Kita sudah hitung outlook-nya menjadi 5.554 juta MMSCFD dengan target yang akan lebih besar daripada realisasi target WP&B (work program & budget) meskipun kita masih ada kendala di APBN, tetapi sudah mulai kelihatan di gas ini kendalanya adalah di infrastruktur dan kita harapkan Batang-Cirebon akan bisa tersambung akhir 2025 sehingga kelebihan gas dari Jawa Timur bisa dialirkan ke Jawa Barat,” pungkas Dwi.
Sentimen: positif (88.6%)