Deflasi Diproyeksi Tak Akan Berlanjut pada Juli 2024
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Ekonom Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi memproyeksikan deflasi yang terjadi selama 2 bulan beruntun pada Mei dan Juni 2024 akan terhenti pada Juli. Pasalnya, ada geliat aktivitas masyarakat terkait libur anak sekolah dan masuknya tahun ajaran baru sehingga mendorong pengeluaran untuk kebutuhan nonpangan.
“Saya kira kemungkinan tidak terjadi (deflasi), ada kenaikan sedikit pada Juli ini terutama sejalan masuknya tahun ajaran baru, biasanya secara tahunan ada faktor kenaikan, seperti cost perguruan tinggi,” ungkap Acuviarta Kartabi dalam “Investor Market Today” IDTV, Rabu (17/7/2024).
Selain itu, dituturkan Acu, ada efek kenaikan harga komoditas, seperti rokok kretek pabrik dan rokok filter pabrik, termasuk peningkatan harga beras meskipun skalanya masih kecil. Hal tersebut akan memengaruhi pergerakan indeks harga konsumen (IHK) pada Juli ini yang harus diwaspadai.
“Jangan sampai ini akan semakin menekan daya beli karena meskipun terjadi deflasi dalam 2 bulan terakhir, saya melihat lebih kepada faktor cost sehingga terjadi penurunan tekanan terhadap ongkos, bukan karena faktor demand melemah,” jelas Acu.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2024 terjadi deflasi bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,08%. Sementara itu inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 2,51% dan inflasi tahun kalender sebesar 1,07%. Secara bulanan terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,37 pada Mei 2024 menjadi 106,28 pada Juni 2024. Adapun inflasi bulanan pada Juni 2023 sebesar 0,14%.
Sentimen: negatif (84.2%)