Sentimen
18 Jul 2024 : 12.16
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Serang, Solo, Kendal
Tokoh Terkait
Survei Litbang "Kompas": Pengaruh Jokowi dan Prabowo "Effect" di Pilkada Jateng Beda Tipis
18 Jul 2024 : 19.16
Views 2
Kompas.com Jenis Media: Metropolitan
Survei Litbang "Kompas": Pengaruh Jokowi dan Prabowo "Effect" di Pilkada Jateng Beda Tipis
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
- Persentase calon pemilih akan terpengaruh dengan kandidat didukung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto, dalam pemilihan kepala daerah Jawa Tengah (Pilkada Jateng) beda tipis, berdasarkan
survei Litbang Kompas
.
Menurut hasil survei Litbang Kompas dikutip dari
Kompas.id
, Kamis (18/7/2024), persentase responden yang akan memilih pasangan calon kepala daerah pada Pilkada Jateng yang didukung Prabowo mencapai 66,4 persen.
Sedangkan responden yang menyatakan akan memilih pasangan calon kepala daerah pada Pilkada Jateng yang didukung oleh Jokowi mencapai 65,2 persen.
Survei Litbang Kompas
juga mengukur tingkat elektabilitas sejumlah tokoh yang diperkirakan bakal diusung dalam Pilkada Jateng.
Elektabilitas anak bungsu Presiden Jokowi sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep menjelang Pilkada Jawa Tengah 2024 mencapai 7 persen. Sedangkan elektabilitas Kapolda Jateng Ahmad Luthfi berada pada posisi kedua dengan 6,8 persen. Luthfi juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Jokowi. Hubungan keduanya terbina pada 2011 ketika Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo dan Luthfi berdinas sebagai Wakil Kapolres Solo. Posisi di bawah Luthfi ditempati oleh mantan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen (3,2 persen), artis Raffi Ahmad (2,8 persen), Bupati Kendal Dico Ganinduto (2,6 persen). Taj Yasin adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan. Sedangkan Raffi Achmad adalah salah satu pesohor yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 lalu. Dico berlatar sebagai kader Partai Golkar yang berada dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo-Gibran. Di sisi lain, peneliti Litbang Kompas M Toto Suryaningtyas menyoroti soal dinamika pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Menurut dia, para pemilih PDI-P di akar rumput Jateng kemungkinan tidak satu suara dalam Pilkada. "Problem di 2024 ada faktor keterbelahan di pemilih PDI-P, antara yang pro Jokowi dan yang loyal dengan PDI-P," ujar Toto. Penyebabnya adalah, kata Toto, hal itu terjadi karena para pendukung Jokowi melihat panutan mereka kerap diserang, bahkan dari kalangan PDI-P. "Jadi Jokowi dilihat sebagai tokoh panutan, meski sering diserang-serang, ada jarak dengan orang-orang PDI-P. Akhirnya mereka memilih mendukung kandidat yang didukung. Akhirnya menjadi Jokowi Effect ," ucap Toto. Survei itu dilakukan melalui wawancara tatap muka pada periode 20 sampai 25 Juni 2024. Jumlah responden sebanyak 500 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 35 kabupaten/kota di Jateng. Tingkat kepercayaan survei itu mencapai 95 persen dengan margin of error sekitar 4,4 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei itu sepenuhnya dibiayai Harian Kompas . Untuk artikel selengkapnya, baca di Kompas.id dengan judul: Pemilih Jateng dalam Tarikan Nilai Santri dan Abangan . Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Elektabilitas anak bungsu Presiden Jokowi sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep menjelang Pilkada Jawa Tengah 2024 mencapai 7 persen. Sedangkan elektabilitas Kapolda Jateng Ahmad Luthfi berada pada posisi kedua dengan 6,8 persen. Luthfi juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Jokowi. Hubungan keduanya terbina pada 2011 ketika Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo dan Luthfi berdinas sebagai Wakil Kapolres Solo. Posisi di bawah Luthfi ditempati oleh mantan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen (3,2 persen), artis Raffi Ahmad (2,8 persen), Bupati Kendal Dico Ganinduto (2,6 persen). Taj Yasin adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan. Sedangkan Raffi Achmad adalah salah satu pesohor yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 lalu. Dico berlatar sebagai kader Partai Golkar yang berada dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo-Gibran. Di sisi lain, peneliti Litbang Kompas M Toto Suryaningtyas menyoroti soal dinamika pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Menurut dia, para pemilih PDI-P di akar rumput Jateng kemungkinan tidak satu suara dalam Pilkada. "Problem di 2024 ada faktor keterbelahan di pemilih PDI-P, antara yang pro Jokowi dan yang loyal dengan PDI-P," ujar Toto. Penyebabnya adalah, kata Toto, hal itu terjadi karena para pendukung Jokowi melihat panutan mereka kerap diserang, bahkan dari kalangan PDI-P. "Jadi Jokowi dilihat sebagai tokoh panutan, meski sering diserang-serang, ada jarak dengan orang-orang PDI-P. Akhirnya mereka memilih mendukung kandidat yang didukung. Akhirnya menjadi Jokowi Effect ," ucap Toto. Survei itu dilakukan melalui wawancara tatap muka pada periode 20 sampai 25 Juni 2024. Jumlah responden sebanyak 500 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 35 kabupaten/kota di Jateng. Tingkat kepercayaan survei itu mencapai 95 persen dengan margin of error sekitar 4,4 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei itu sepenuhnya dibiayai Harian Kompas . Untuk artikel selengkapnya, baca di Kompas.id dengan judul: Pemilih Jateng dalam Tarikan Nilai Santri dan Abangan . Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (99.9%)