Sentimen
Negatif (84%)
19 Jul 2024 : 21.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor

Tokoh Terkait

Gratis, MPR Ajak Masyarakat Tak Sungkan Datang Berkunjung

20 Jul 2024 : 04.06 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Jakarta -

Kepala Biro Hubungan Masyarakat MPR RI, Anies Mayangsari Muninggar mengungkapkan pihaknya sangat terbuka kepada siapa pun yang memiliki kepentingan terhadap MPR RI. Tak terkecuali pada masyarakat yang ingin mendapat informasi menyangkut kebijakan, putusan, maupun kegiatan sehari-hari.

Dalam Forum Konsultasi Publik (FKP) kerja sama Sekjen MPR RI dengan Universitas Djuanda Bogor pada Kamis (18/7), Anies menjelaskan MPR memberi kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat yang hendak berkunjung untuk melihat MPR dari dekat atau sekadar ingin berfoto di area lembaga legislatif. Hal ini sesuai dengan tagline MPR sebagai rumah kebangsaan, pengawal ideologi Pancasila, dan kedaulatan rakyat.

Ia menambahkan perintah untuk melayani kepentingan publik pun sudah tertuang dalam UU No 25 tahun 2009, tentang pelayanan publik.

"Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat untuk berkunjung ke MPR. Silakan berkirim kabar terlebih dulu, bisa melalui surat elektronik, telepon atau sarana komunikasi lainnya. Kami akan menyesuaikan waktu kunjungan dengan jadwal dan kegiatan yang ada," ungkap Anies dalam keterangannya, Jumat (19/7/2024).

Ia menambahkan setiap kunjungan ke MPR tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Bahkan MPR menyediakan konsumsi yang sangat layak sebagaimana biasanya.

Untuk menjaga kepuasan pengunjung, MPR juga melaksanakan survei secara berkala. MPR menerima segala kritik untuk mengurangi maupun mengantisipasi potensi terjadinya ketidaknyamanan atau kekurangan dalam penerimaan delegasi.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Universitas Djuanda Bogor, Dr. Saprudin, S.Sos., M.Si., mengatakan potret pelayanan publik di Indonesia memiliki kekurangan yang hampir sama yakni tidak adanya akses buat kaum lemah, baik karena kemiskinan maupun cacat.

"Kita juga menghadapi tantangan layanan publik digital yang lebih efektif. Rata-rata aplikasi yang digunakan rumit, sehingga tidak semua orang bisa menggunakan secara mudah. Selain itu proses layanan selalu terkesan kompleks, panjang, dan tidak transparan. Inilah tantangan yang membutuhkan jalan keluar dengan baik," tandasnya.

(prf/ega)

Sentimen: negatif (84.2%)