Sentimen
Negatif (100%)
19 Jul 2024 : 07.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tanah Abang, Senen

Tokoh Terkait

Ternyata Gegara Ini Pedagang Tanah Abang Panik-Tutup Toko Siang Bolong

19 Jul 2024 : 14.05 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum juga jam menunjukkan pukul 12.00 WIB, pedagang di Pasar Tanah Abang tiba-tiba diserang panik. Satu per satu terlihat menutup tokonya, tergesa-gesa. Kejadian itu berlangsung cepat.

Seorang pedagang ditemui CNBC Indonesia mengungkapkan, kepanikan pedagang di pusat grosir yang disebut sebagai terbesar di Asia Tenggara itu karena adanya kabar sedang dilakukan razia.

Peristiwa yang membuat pedagang di Lantai 3 Blok A Pasar Tanah Abang itu terjadi pada hari Kamis (18/7/2024), tepatnya sekitar pukul 11.20 WIB. Terpantau pandangan mata, suasana di lokasi tersebut terbilang ramai.

Namun, tiba-tiba pedagang seolah diserang panik. Tergesa-gesa menutup tokonya, padahal masih siang bolong. 

"Razia..Razia". Begitu suara terdengar di tengah keriuhan pedagang menutup tokonya. Tak jelas siapa yang melontarkan kata-kata itu, lantang mesti tak terdengar seperti berteriak. 

Tak sempat mencari tahu sumber asal kabar itu, pedagang di lokasi itu mulai menutup tokonya, sambil mengulangi ucapan serupa "Razia..Razia".

Terlihat jelas raut wajah panik para pedagang, sembari terburu-buru merapikan barang-barang yang sebelumnya dipajang di depan etalase toko. Hanya dalam hitungan menit, barang dagangan yang sebelumnya berada di luar etalase toko pun sudah masuk ke dalam toko. Barang-barang itu lalu buru-buru dimasukkan dan ditumpuk ke dalam toko, secara acak dan asal, yang penting toko bisa langsung ditutup.

Kepanikan ini tidak hanya terjadi di 1-2 toko saja, melainkan ada lebih dari 10 toko yang panik menutup gerainya, lantaran khawatir barang mereka disita saat razia betul dilakukan.

Suara riuh menawarkan barang yang biasanya dilakukan para pedagang pun tergantikan oleh suara panik mereka yang tengah menginformasikan ke pedagang lainnya akan ada razia yang mengincar barang-barang impor.

Foto: Penjual sepatu merapihkan dagangannya sebelum menutup toko di Blok A asar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (18/7/2024). Sejumah pedagang Blok A Pasar Tanah Abang khususnya di lantai 3  Blok A mengaku tengah dilanda kepanikan karena khawtir akan adanya razia barang impor. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Penjual sepatu merapihkan dagangannya sebelum menutup toko di Blok A asar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (18/7/2024). Sejumah pedagang Blok A Pasar Tanah Abang khususnya di lantai 3  Blok A mengaku tengah dilanda kepanikan karena khawtir akan adanya razia barang impor. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Usut punya usut, ternyata pedagang telah mendapat kabar akan adanya razia besar-besaran yang menyasar barang impor. Disebutkan, kabar itu, belakangan ini mencuat  di media sosial. Diduga, isu ini berawal dari rencana pemerintah membentuk Satuan Tugas (Satgas) demi memberantas impor ilegal yang merugikan industri fashion tanah air.

Terpengaruh kabar itu, pedagang pun seolah dalam posisi siaga. Sehingga, ketika mendengar kata razia, langsung bereaksi cepat, panik dan menutup tokonya.

Bukan tanpa sebab. Menurut pedagang, lebih baik menutup langsung toko daripada kemudian mengalami kerugian besar.

"(Toko ditutup karena) ada razia. Ini saya dapat info dari pedagang di Pasar Senen, mereka sudah pada tutup, di Mangga Dua juga pada tutup. Ya memang razianya belum sampai sini, tapi kan orang antisipasi. Daripada barang yang kejual cuma Rp 1 juta, tapi ruginya bisa ratusan juta," kata Ali, salah seorang pedagang sepatu impor asal China yang ditemui CNBC Indonesia di lokasi.

"Ini mah pedagang bukan was-was lagi, tapi kocar-kacir ketakutan," sambungnya.

Ali mengatakan, kekhawatiran para pedagang ini timbul pasca Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan sikap tegasnya untuk memberantas barang impor ilegal.

"Itu kan kemarin pak Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan itu bilang, katanya mau razia barang-barang impor. Katanya kan dia mau memberantas itu. Jadi orang-orang di sini antisipasi terus. Orang kan jadi takut," ucapnya.

Selain Ali, ada juga pedagang lainnya, Ina, yang melakukan hal sama. Dia langsung menutup toko dengan panik lantaran khawatir kena razia. Ia mengaku dapat info razia barang impor ini dari pihak ekspedisi yang biasa memasok barang dari importir ke para pedagang.

"Saya dapat info, hari ini katanya razia besar-besaran. Jadi kita dapat info dari ekspedisi, nyuruh tutup, ya pada kelabakan tutup semua. Tadinya ini pada buka semua lho, tapi karena dapat info begitu dari ekspedisi ya kita panik tutup," ucap Ina.

Ia pun berharap pemerintah jangan menyasar para pedagang kecil yang tidak tahu menahu dari mana asal barang impor yang dijualnya.

"Mestinya yang dirazia itu dari ekspedisi sama importir dong. Kalau kita mah cuma pedagang ngecer, udah tangan kelima kita tuh. Jangan kita. Ini pada tarik rolling door, panik dan ketakutan," lanjut dia.

"Sudah dari tiga hari lalu, kita buka-tutup saja gitu. Paginya buka, siang kayak gini sudah tutup," ungkap Ina.

"Razia" Tanpa Petugas

Saat itu peristiwa itu terjadi, tidak terlihat ada gerombolan petugas melakukan razia. Sebagaimana terpantau di lokasi, sumber "teriakan" berantai yang menyebut ada razia itu tak memiliki wujud. Kejadian itu pun menyebabkan pedagang di lokasi itu ketakutan, lalu meminta tim jurnalis CNBC Indonesia segera meninggalkan lokasi.

Lantas, apa benar razia itu dilakukan oleh pemerintah?

Saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Moga Simatupang justru mempertanyakan pelaku razia tersebut.

Dia menjelaskan, saat ini proses pembentukan Satgas Impor Ilegal masih dalam proses harmonisasi dengan Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait.
"Satgas akan bergerak sesuai dengan SK yang ditandatangani oleh pak menteri. Saat ini SK penugasan Satgas pengawasan barang impor ilegal masih dibahas oleh K/L terkait," kata Moga, dikutip Kamis (18/7/2024).

"Yang jelas saat ini pak menteri masih belum menandatangani SK penugasan untuk Satgas. Dan Satgas baru bisa berjalan jika sudah ada SK nya," tambahnya.
Karena itu, Moga menyarankan pedagang mengkritisi jika memang terjadi razia di Pasar Tanah Abang.

"Pedagang itu berhak menanyakan yang merazia itu siapa dan dari mana?" tegasnya.


(dce)

Sentimen: negatif (100%)