Penjelasan BMKG soal Suhu Dingin 'Bediding' di RI, Ternyata Ini Penyebabnya
Detik.com Jenis Media: Kesehatan
Fenomena 'bediding' atau suhu dingin di Indonesia belakangan ramai dibahas di media sosial. Tak sedikit netizen yang mengaku merasakan suhu dingin di pagi dan malam hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan terkait penyebab suhu dingin di sejumlah wilayah di Indonesia yang terjadi di tengah musim kemarau. Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab suhu dingin yang terjadi tiap pagi dan malam hari ini dari pergerakan Angin Monsun Australia.
Angin Monsun Australia ini bertiup dari Australia menuju Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia sambil membawa udara dingin. Sementara itu, Samudera Hindia juga memiliki suhu permukaan laut yang juga relatif rendah atau dingin.
Orang Jawa menyebutnya MbedhidhingGuswanto - Deputi Meteorologi BMKGAngin Monsun Australia diketahui bersifat kering dan sedikit membawa uap air, sehingga memengaruhi musim kemarau di Indonesia.
"Apalagi pada malam hari di saat suhu mencapai titik minimumnya. Selanjutnya mengakibatkan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia terutama wilayah bagian Selatan Khatulistiwa terasa lebih dingin," katanya kepada detikcom, Selasa (16/7/2024).
"Orang Jawa menyebutnya Mbedhidhing," ujar Guswanto.
Menurutnya, angin Monsun Australia yang menyebabkan suhu dingin di wilayah Indonesia adalah fenomena yang rutin terjadi setiap tahun.
Fenomena suhu dingin akan terus terjadi menjelang puncak musim kemarau di bulan Juli-Agustus. Bahkan kemungkinan bisa terjadi hingga September 2024.
"Diketahui Mbedhidhing dari data suhu malam hari yang terjadi bulan Juli-Agustus, dibandingkan normalnya. Dingin itu kan ada ukurannya. Misalkan suhu, normalnya di malam hari bersuhu 21-23 derajat Celsius, pada bulan Juli-Agustus bisa 17-19 derajat Celsius," imbuh Guswanto.
(suc/up)
Sentimen: negatif (96.8%)