Sentimen
Negatif (100%)
16 Jul 2024 : 07.43
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Banjarmasin

Mengandung Zat Berbahaya, Efek Konsumsi Kecubung Bisa Memicu Kematian

16 Jul 2024 : 07.43 Views 2

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Regional

Banjarmasin, Beritasatu.com - Polda Kalimantan Selatan mengungkap hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor) dari pohon kecubung, yang hasilnya ternyata positif terkonfirmasi mengandung zat atropin dan scopolamine. Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Kalimantan Selatan pun membeberkan sejumlah dampak negatif dari zat atropin jika dikonsumsi manusia. Salah satunya adalah bisa memicu kematian.

Kabid Dokkes Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Dr Muhammad El Yandiko mengatakan, bahwa kandungan zat atropin dan scopolamine yang ditemukan dari pohon kecubung ini, ternyata memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi, apalagi jika dikonsumsi secara berulang dan terus menerus.

"Zat atropin dan scopolamine bisa memicu penggunanya mengalami halusinasi dan delusi, serta bahkan bisa menyebabkan terjadinya pelemahan otot jantung, yang dalam kondisi terparah bisa memicu terjadinya kematian," ucapnya kepada Beritasatu.com di Kota Banjarmasin, Selasa (16/7/2024).

Muhammad El Yandiko melanjutkan, dua zat yang terkandung pada pohon kecubung, bisa menyebabkan penggunanya akan merasakan berbagai reaksi atau efek negatif terhadap tubuh.

Penggunanya bakal merasakan reaksi awal seperti kulit dan mulut yang terasa kering, peningkatan denyut jantung, hingga halusinasi yang sangat kuat lantaran zat atropin memengaruhi pusat sistem saraf persepsi. Selain itu, penggunanya juga bakal merasa sulit untuk membedakan antara realita dan delusi yang sedang dialaminya," ujarnya.

“Jadi pengguna ini akan merasa kulitnya kering, mulutnya kering, ya, kemudian disertai dengan peningkatan denyut jantung, kemudian ada juga efek anastesi, analgesi, dan halusinasi yang sangat kuat karena dia memengaruhi sistem persepsi di susunan saraf pusat kita, jadi pengguna akan sulit membedakan antara realita dan delusi yang sedang dialami,” tambah Muhammad.

Menurutnya, jika nekat mengonsumsi kecubung ini secara berulang dan terus menerus, maka bisa berdampak negatif, seperti adiksi atau ketergantungan yang berkelanjutan. Hal inilah yang lantas cenderung bisa berpotensi mengakibatkan intoksitasi atau pun keracunan bagi penggunanya.

“Namun demikian, hal ini justru akan membuat suatu efek yang akumulatif, karena biasanya efek adiksi atau ketergantungan yang menyusul, ya, segera menyusul dan efek berulang ini akan cenderung berpotensi menimbulkan intoksitasi atau keracunan,” terangnya.

Efek negatif lainnya yang bisa ditimbulkan akibat konsumsi kecubung dalam jangka panjang, yakni bisa mengakibatkan penggunanya merenggang nyawa, lantaran mengalami gangguan irama jantung serta terjadi pelemahan pada otot-otot pernafasan.

“Jadi bisa menimbulkan gangguan irama jantung, ya, kemudian ada efek relaksasinya juga, sehingga terjadi kelemahan, terutama yang kita khawatirkan itu pada pelemahan otot-otot pernafasan, nah ini yang sering kali menjadi fatality case atau kondisi fatal,” pungkasnya.

Sementara itu, dari fenomena mabuk kecubung yang marak di wilayah Kalimantan Selatan ini, Polda Kalsel pun mengimbau kepada warga Kalimantan Selatan untuk menghindari konsumsi tanaman kecubung karena terbukti mengandung zat yang bisa mengganggu fungsi organ dalam tubuh.

Sentimen: negatif (100%)