Langgar Gipo, Pusat Pergerakan Ulama ke Wisata Religi Milenial
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meresmikan Langgar Gipo (Musala Bani Gipo) di Jalan Kalimas Udik 1/51, Surabaya sebagai Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Kota Lama pada Sabtu, 15 Juni 2024.
Lebih dari sekadar bangunan lama, langgar ini menyimpan sejarah perjuangan ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan menjadi saksi bisu penggemblengan para santri melawan penjajah.
“Saya ingin anak cucu saya kelak atau anak-anak Surabaya, Gen Z dan milenial boleh terus maju tapi jangan melupakan sejarahnya,” tegas Eri.
Langgar dua lantai seluas 209 meter persegi ini memiliki peran penting dalam pergerakan ulama NU, terutama KH Hasan Gipo, Ketua Umum PBNU pertama.
“Di langgar tersebut para santri digembleng sebelum berangkat melawan penjajah dan tempat para ulama merumuskan strategi,” ungkap Abdul Wage Zain, generasi kelima keturunan Sagipoddin, pendiri Langgar Gipo.
Tidak hanya menjadi pusat pergerakan, lantai dua langgar ini dulunya juga berfungsi sebagai tempat singgah sementara bagi jemaah haji asal Jawa Timur sebelum berangkat ke Mekkah.
Langgar Gipo telah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya sejak 2021. Pemugaran yang dilakukan sejak Februari 2024 menjadikannya destinasi wisata religi yang menarik, terutama bagi generasi muda.
Eri berencana melibatkan Yayasan Insan Keturunan Sagipoddin (IKSA) dalam pengembangan wisata religi ini.
Selain itu, koleksi benda bersejarah dari pihak keluarga akan ditambahkan ke museum di lantai dua langgar.
Monitor yang memuat sejarah Langgar Gipo juga akan dipasang untuk memberikan informasi lengkap kepada pengunjung.
“Jadi kalau ada yang berkunjung yang akan menjelaskan sejarahnya adalah pihak keluarga,” pungkas dia.[asg/beq]
Sentimen: netral (88.9%)