Sentimen
Positif (99%)
15 Jul 2024 : 15.24
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Mamuju

Tokoh Terkait
Firdaus

Firdaus

Pilu Siswa Baru di Mamuju Tengah Hari Pertama Masuk Sekolah Pakai Sandal Jepit

15 Jul 2024 : 15.24 Views 3

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Regional

Mamuju Tengah, Beritasatu.com - Hari pertama masuk sekolah merupakan momen paling dinantikan bagi para murid baru. Biasanya, mereka akan berangkat ke sekolah menggunakan pakaian dan seragam lengkap serba baru pada hari pertama menginjakkan kaki ke sekolahnya.

Namun, lain halnya Muhammad Firdaus (7) siswa baru sekolah dasar (SD) Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar). Ia terpaksa harus menggunakan sandal jepit lusuh ke sekolah lantaran orang tuanya tidak mampu membelikan sepatu baru.

Selain tak sanggup membeli sepatu, pakaian seragam sekolah Firdaus yang dikenakan saat hari pertama masuk sekolah pun juga masih dicicil oleh orang tuanya.

Meski demikian, semangat Firdaus untuk menimba ilmu sangat tinggi. Terlihat saat Firdaus berada di sekolah, seperti anak anak lainnya, firdaus juga ikut bergabung dengan teman sebayanya.

Namun, Firdaus tampak sesekali menyendiri menjauh dari teman temannya yang menggunakan seragam lengkap ke sekolah. Firdaus terlihat kurang percaya diri dengan sandal jepit yang ia gunakan.

Dari 4 bersaudara, hanya Firdaus yang memiliki kesmepatan sekolah. Sedangkan saudara lainnya terpaksa berhenti sekolah karena faktor ekonomi yang menghimpit mereka.

Firdaus satu-satunya harapan untuk merubah nasib keluarganya di kemudian hari lewat pendidikan.

Kedua orang tua Firdaus bekerja sebagai buruh harian dan penjual sayur keliling, hasil kerja keras kedua orang tuanya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-sehari.

Ibu Firdaus, Siti Asyah mengatakan, Firdaus terpaksa memakai sendal jepit kesekolah lantaran ia belum mampu membeli sepatu untuk anaknya, meski ada rasa takut memakaikan anaknya sandal jepit namun terpaksa lantaran tidak memiliki biaya.

"Belum ada rezeki untuk belikan anakku sepatu, makanya pakai sandal dahulu, dimarahi atau tidak, sebenarnya saya juga takut karena sudah masuk sekolah, tetapi tidak ada sepatu karena uang belum ada," kata Asyah kepada Beritasatu.com, Senin (15/7/2024).

Ia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, ia bekerja sebagai tukang sayur keliling dengan pendapatan yang tidak menentu. Sementara suaminya, bekerja sebagai buruh lepas.

"Saya jualan tahu, tempe, jual sayur keliling pakai sepeda, sehari kadang dapat Rp 100.000, kadang juga tidak dapat, hanya modal jualan saja yang kembali," tandasnya.
 

Sentimen: positif (99.6%)