Sentimen
Negatif (96%)
13 Jul 2024 : 23.38
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Coca Cola

Kab/Kota: Yogyakarta

"Art Combating Silence", Kecaman Seniman Yogya Terhadap Genosida di Palestina Yogyakarta 13 Juli 2024

14 Jul 2024 : 06.38 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

"Art Combating Silence", Kecaman Seniman Yogya Terhadap Genosida di Palestina Tim Redaksi YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah seniman di Yogyakarta berkumpul bersama di Kedai Kebun Forum Jalan Tirtodipuran, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kelompok seniman yang menamakan diri sebagai Solidaritas Kultural Kontra Genosida ini menyampaikan keresahannya terkait Palestina. Solidaritas Kultural Kontra Genosida, menggelar pameran poster yang berisi kecaman atas terjadinya genosida di Palestina. Pameran ini bertajuk Kultura Intifada: Art Combating Silence. Pengelola Kedai Kebun Forum, Agung "Leak" Kurniawan menyampaikan pameran poster ini merupakan rangkaian awal dari acara seni yang bakal digelar hingga 31 Juli. Acara pertama pameran poster ini menampilkan karya-karya dari 30 seniman di Yogyakarta. Mereka dari seniman jalanandan pelukis.  Selain itu juga menampilkan arsip poster yang mengusung tema serupa dari tahun 1970. "Ini acara pembukaan, berikutnya ada pawai pada 17 Juli, diskusi seminar, pemutaran film. Lalu pada 31 Juli ada pembacaan manifesto seniman untuk melawan kekerasan budaya," ujar Agung, Sabtu (13/7/2024). Tujuan utama dari para seniman menggelar pameran poster dan rangkaian seni lainnya juga untuk mengkritik lembaga budaya yang dimiliki oleh negara pro-zionis. "Misalnya lembaga milik Jerman, Goethe Institute bahwa mereka adalah bagian dari pembiaran genosida. Selama ini seniman mau menyalurkan gagasan perjuangan ini kemana," jelas dia. Lanjut Agung, Goethe dinilai berpihak kepada zionis atau Israel sehingga mereka membuat gerakan budaya seperti layaknya mantel untuk menormalisasi genosida di Palestina. "Kalau seniman selain melawan, sama seperti pada umumnya juga melakukan perlawanan pada lembaga pendukung itu. Seperti tidak membeli Coca cola, tidak membeli Nestle, seniman juga melakukan boikot pada Goethe Institute," jelas Agung. Agung menjelaskan dalam gerakan ini banyak seniman yang berbasis seni jalanan diundang dalam pameran ini. Lalu untuk karya seni lama seperti poster didapat dari laman-laman internet. "Kita minta izin untuk dicetak ulang (karya poster lama). Di depan ada poster yang dibuat dari tahun 70an, 80an, 90an isunya sama dengan poster yang dibuat pada tahun 2024," kata dia. Di pintu masuk ruang pameran, terdapat dua foto dari Joe Biden dan Benyamin Netanyahu. Para pengunjung bisa menembakkan gumpalan malam menggunakan ketapel di poster tersebut. Pengunjung juga bisa menyablon kaos dengan tema gerakan ini dengan biaya Rp 20.000. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (96.8%)