Sentimen
Positif (72%)
12 Jul 2024 : 14.18
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Nike

Tokoh Terkait

70% Pesawat yang Beroperasi di RI Pilih Servis ke Luar Negeri

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

12 Jul 2024 : 14.18
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap industri bengkel pesawat atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) Indonesia masih kalah dari luar negeri. Kemenperin memperkiran 70% pesawat yang beroperasi di Indonesia justru memanfaatkan bengkel pesawat di luar negeri.

Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional Syahroni Ahmad mengatakan Singapura menjadi salah satu pesaing Indonesia untuk bengkel pesawat.

"Data terakhir pesawat yang beroperasi di Indonesia, 30% MRO di dalam negeri, 70% di luar, di Singapura dan negara lainnya" katanya dalam konferensi pers di kantor Kemenperin, Jumat (12/7/2024).

Namun ia menyatakan pemerintah terus mendorong negara-negara lain, termasuk di kawasan Eropa untuk memberikan lisensi MRO ke Indonesia. Apalagi, sisi jasa berkontribusi cukup besar dalam kaitannya dengan global value chain Indonesia.

"Ini kita coba pendekatan supaya negara lain mau memberikan MRO, atau lisensi, seperti Eropa di EU-CEPA, perusahaan MRO Eropa itu sama, seragam, dan berlinsensi, sehingga diharapkan pesawat yang di Maintenance di dalam negeri besar lagi dari 30%," ujar dia.

Dalam kaitannya dengan global value chain, sektor jasa dan tahap perencanaan berkontribusi lebih besar dibanding proses produksi. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat.

Ia mencontohkan Nike yang lebih fokus pada pembuatan desain karena nilai tambahnya lebih besar. Nike lalu membuat basis produksinya di negara-negara berkembang.

"Sebagai contoh, perusahaan sepatu, Nike asal Amerika, itu mereka tidak punya pabrik sepatu. Mereka dikerjakan oleh negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Tapi mereka mengerjakan desain, di mana nilai tambahnya menjadi lebih besar," ujar dia.

Syahroni menyebut pemerintah terus mendorong keterlibatan Indonesia dalam global value chain. Salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada industri kecil menengah hingga pendampingan ekspor.

(ily/kil)

Sentimen: positif (72.7%)