Sentimen
Negatif (98%)
12 Jul 2024 : 11.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Serang, Surabaya, Semarang, Tuban, Demak

Tokoh Terkait

Bos WIKA Blak-blakan Rugi Besar Akibat Kereta Cepat Whoosh

12 Jul 2024 : 18.34 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Ekonomi

PIKIRAN RAKYAT - Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung Budi Waskito mengungkapkan bahwa perusahaannya masih merugi pada 2023 akibat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh.

Dia mengatakan, kerugian akibat Whoosh memaksa emiten berkode saham WIKA tersebut menerbitkan obligasi. Selain beban bunga, WIKA juga tertekan karena PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang merugi.

WIKA menjadi bagian dari konsorsium BUMN Indonesia di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang menjadi pemegang saham pengendali di PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC). Di PSBI, beban terbesar harus ditanggung PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pemimpin konsorsium.

PSBI merupakan anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang memiliki mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yakni sebesar 60 persen. Sedangkan WIKA memiliki 38 persen saham.

“Kami itu memang yang paling besar (rugi), karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dari penyertaan saja kami sudah Rp6,1 triliun," ujar Agung Budi Waskito saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Rabu 10 Juli 2024.

"Kemudian yang masih dispute sekitar Rp 5,5 triliun. Sehingga hampir Rp 12 triliun," ucapnya menambahkan.

Rugi Rp7,12 Triliun Sepanjang 2023

Sepanjang 2023, perusahaan konstruksi pelat merah itu menderita kerugian sebesar Rp7,12 triliun. Kerugian WIKA meningkat sangat besar dibandingkan pada 2022 yang sebesar Rp59,59 miliar.

Kerugian WIKA ini jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang dialami BUMN karya lainnya, seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang pada 2023 mencatat rugi Rp3,77 triliun.

Agung Budi Waskito menyebutkan, dua faktor menjadi penyebab utama pembengkakan kerugian, yakni beban bunga dan beban lain-lain. Beban bunga meningkat akibat perusahaan harus menerbitkan surat utang (obligasi) untuk urunan membiayai mega proyek Whoosh. Sedangkan, beban lain yang ditanggung termasuk beban provisi dan beban administrasi dari utang yang diperoleh WIKA.

 “Beban lain-lain ini di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat,” tuturnya.

Menurut Agung Budi Waskito, WIKA sendiri menyetor modal cukup besar ke Kereta Cepat Whoosh melalui PSBI, dana yang digelontorkan mencapai Rp6,1 triliun.

“Penyertaannya saja sudah Rp 6,1 triliun (untuk konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung). Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun,” katanya.

Akan tetapi, yang jadi masalah adalah dana yang disetorkan ke PSBI untuk permodalan kereta cepat diperoleh WIKA melalui penerbitan utang. Sehingga, perusahaan harus terbebani dengan beban bunga yang tinggi.

"Untuk memenuhi uang ini, mau tidak mau WIKA harus melakukan pinjaman melalui obligasi,” ucap Agung Budi Waskito.

Dalam laporan keuangan WIKA 2023, sejumlah beban perusahaan itu memang tercatat membengkak. Paling besar, beban lain-lain naik 310,16 persen menjadi Rp5,40 triliun dan beban keuangan meningkat 133,70 persen sebesar Rp3,20 triliun.

Minta Penyertaan Modal Rp2 Triliun

WIKA juga meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) 2025 sebesar Rp2 triliun untuk membantu penguatan modal kerja. PMN tersebut nantinya akan dialokasikan untuk tambahan modal proyek strategis yang masih berjalan dan baru pada tahun depan.

“Wika merupakan salah satu pemain utama dalam penyelesaian PSN (Proyek Strategis Nasional),” ujar Agung Budi Waskito.

Dia menyebutkan bahwa dari total PMN Rp2 triliun, akan digunakan untuk menyelesaikan dua proyek di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Dua proyek itu meliputi proyek Jalan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dan pembangunan Jaringan Interkoneksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKN, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Dalam proyek Jalan KIPP IKN, WIKA akan mengalokasikan anggaran Rp1,3 triliun. Sementara untuk IPA IKN akan menggunakan PMN sebesar Rp401 miliar.

Selain untuk proyek di IKN, sisa PMN juga akan dialokasikan untuk beberapa proyek yang tengah digarap perseroan. Proyek itu berupa Pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi II, Jalan Tol Semarang-Demak, Proyek Terminal II Bandara Hang Nadim, Pembangunan LPG Refrigerated Tuban Phase II, Revitalisasi Dermaga Gospier di Integrated Terminal Surabaya, dan Pembangunan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis.***

Sentimen: negatif (98.4%)