Sentimen
Positif (93%)
14 Jun 2022 : 13.39
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Google Buka Suara soal AI Miliknya Sepintar Anak Usia 8 Tahun

14 Jun 2022 : 20.39 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNN Indonesia --

Raksasa teknologi, Google buka suara soal program Artificial Intelligence (AI) besutannya seperti anak usia delapan tahun.

Berdasarkan laporan yang diungkap insinyur Google kepada Washington Post, AI yang disebut LaMDA diyakini menjadi program yang sudah mencapai tingkat kecerdasan yang baik.

Dalam wawancara dan pernyataan publik, banyak komunitas AI menolak klaim insinyur itu. Sementara beberapa menyoroti bagaimana teknologi dapat mengarahkan orang untuk menetapkan atribut manusia.

Sebagai informasi, LaMDA merupakan singkatan dari 'Language Model for Dialog Applications' adalah salah satu dari beberapa sistem AI skala besar yang telah dilatih untuk bisa merespons perintah tertulis.

Pada dasarnya, LaMDA ditugaskan dengan menemukan pola dan memprediksi kata apa yang akan menjadi percakapan selanjutnya.

Sistem seperti itu menjadi semakin baik ketika sering menjawab pertanyaan tertulis, karena bisa meyakinkan manusia ketika mendapat pertanyaan.

Google sendiri sudah mengenalkan LaMDA pada Mei 2022. Dalam sebuah postingan blog, terlihat sejumlah topik yang tampak tidak ada habisnya meskipun jawaban dari mesin itu dianggap masih aneh, mengganggu dan cenderung bertele-tele.

Insinyur yang mengungkap itu adalah Blake Lemoine. Ia membeberkan sejumlah bukti jika Google lewat LaMDA merespons layaknya makhluk hidup. Namun Google dalam sebuah pernyataan mengatakan jika timnya yang mencakup ahli etika dan teknologi "meninjau kekhawatiran Blake sesuai prinsip AI yang dimiliki.

"Meninjau kekhawatiran Blake sesuai Prinsip AI kami dan telah memberitahu dia bahwa bukti tidak mendukung klaimnya," tuturnya.

Seorang juru bicara Google mengkonfirmasi, Lemoine tetap dalam cuti administratif. Menurut The Washington Post, dia diberhentikan karena melanggar kebijakan kerahasiaan perusahaan.

Munculnya program komputasi yang kuat yang terus-menerus dilatih pada data besar juga telah menimbulkan kekhawatiran atas etika yang mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi tersebut.

Tanggapan dari komunitas AI terhadap pengalaman Lemoine tersebar di media sosial selama akhir pekan, dan mereka umumnya sampai pada kesimpulan yang sama: AI Google sama sekali tidak mendekati kesadaran.

Gary Marcus, pendiri dan CEO Geometric Intelligence, yang dijual ke Uber, dan penulis buku termasuk "Reboot AI: Membangun Kecerdasan Buatan yang Dapat Kami Percayai," menyebut gagasan LaMDA sebagai "omong kosong di atas panggung" dalam sebuah tweet.

Dia dengan cepat menulis posting blog yang menunjukkan semua sistem AI semacam itu lakukan adalah mencocokkan pola dengan menarik dari basis data bahasa yang sangat besar.

Wakil presiden Google Research dan rekan Blaise Aguera y Arcas menulis dalam sebuah artikel untuk Economist, ketika dia mulai menggunakan LaMDA tahun lalu.

"Saya semakin merasa seperti sedang berbicara dengan sesuatu yang cerdas," katanya.

Meski demikian, dalam pernyataanya Google menunjukkan LaMDA telah menjalani 11 "tinjauan prinsip AI yang berbeda, serta 'penelitian dan pengujian yang ketat' terkait dengan kualitas, keamanan, dan kemampuan untuk menghasilkan pernyataan yang berbasis fakta.

"Tentu saja, beberapa komunitas AI yang lebih luas sedang mempertimbangkan kemungkinan jangka panjang dari AI, tetapi tidak masuk akal untuk melakukannya dengan mengantropomorfisasi model percakapan hari ini, yang tidak hidup," kata Google.

"Ratusan peneliti dan insinyur telah melakukan percakapan dengan LaMDA, dan kami tidak mengetahui ada orang lain yang membuat pernyataan luas, atau mengantropomorfisasi LaMDA, seperti yang dilakukan Blake," tutup Google dikutip CNN.

(can/mik)

[Gambas:Video CNN]

Sentimen: positif (93.4%)