Sentimen
Negatif (100%)
10 Jul 2024 : 11.00
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Kairo, Yerusalem

Partai Terkait
Tokoh Terkait
William Burns

William Burns

60 Warga Palestina Tewas dalam Sehari, Pesawat Tempur dan Tank Israel Makin Merajalela di Gaza

10 Jul 2024 : 11.00 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Pesawat tempur Israel penjajah menghantam sekolah di Gaza, menewaskan puluhan orang yang berlindung di sana. Selain itu, tank-tank tentara Israel penjajah juga memaksa warga melarikan diri di bawah tembakan.

Serangan udara menghantam tenda-tenda keluarga pengungsi di luar sebuah sekolah di kota Abassan timur Khan Younis, Gaza selatan, pada Selasa 9 Juli 2024. Aksi pembantaian itu menewaskan sedikitnya 29 orang, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak.

Militer Israel penjajah mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut.

Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabta mengatakan bahwa puluhan warga lainnya tewas dalam serangan Israel penjajah di Gaza tengah. Setidaknya 60 warga Palestina tewas dalam serangan Israel penjajah pada Selasa 9 Juli 2024.

Warga di daerah kantong itu mengatakan bahwa tank-tank Israel penjajah yang mendorong ke lingkungan Tal al-Hawa, Shujayea, dan Sabra di Kota Gaza menembaki jalan serta bangunan, memaksa mereka meninggalkan rumah.

Rangkaian pembantaian itu diikuti oleh perintah militer Israel penjajah untuk mengevakuasi beberapa distrik di timur dan barat Kota Gaza yang diunggah di media sosial, termasuk lingkungan ini.

"Kami menganggap pendudukan dan pemerintah AS bertanggung jawab atas pembantaian mengerikan terhadap warga sipil," kata Ismail al-Thawabta.

Perlawanan Hamas

Di Kota Gaza, sayap bersenjata Hamas dan sekutunya Jihad Islam mengatakan pejuang mereka memerangi pasukan Israel penjajah dengan senapan mesin, tembakan mortir, dan rudal antitank, menghabisi nyawa dan melukai tentara Israel penjajah.

Militer Israel penjajah belum mengomentari jumlah korban, tetapi mengatakan bahwa tentaranya terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan pejuang Hamas.

Pertempuran sengit terjadi ketika direktur CIA William Burns dan kepala Mossad Israel David Barnea bersiap untuk melakukan perjalanan ke Qatar pada Rabu 10 Juli 2024 ini, setelah Burns mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi di Kairo, berusaha untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.

Akan tetapi, genosida terbaru Israel penjajah telah mengancam pembicaraan pada saat yang penting. Hal itu dinilai bisa membawa negosiasi "kembali ke titik awal.

Sebuah video di media sosial menunjukkan keluarga berkemas di gerobak keledai dan di belakang truk yang ditumpuk dengan kasur serta barang-barang lainnya. Mereka berjalan melalui jalan-jalan Kota Gaza untuk melarikan diri dari daerah-daerah di bawah perintah evakuasi Israel penjajah.

"Kota Gaza sedang dimusnahkan. Inilah yang terjadi. Israel memaksa kami meninggalkan rumah di bawah api," kata Um Tamer, seorang ibu tujuh anak.

Dia mengatakan bahwa itu adalah ketujuh kali keluarganya meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza, di utara daerah kantong dan salah satu target pertama Israel penjajah pada awal genosida 7 Oktober 2023.

"Kita tidak bisa menerimanya lagi, cukup kematian dan penghinaan. Akhiri perang sekarang," ucap Um Tamer.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengaku terkejut dengan cara warga sipil, banyak di antaranya telah mengungsi beberapa kali, telah diperintahkan untuk menuju ke daerah-daerah tempat operasi militer sedang berlangsung dan di mana warga sipil terus terbunuh dan terluka.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa semua klinik medisnya tidak beroperasi di Kota Gaza, karena perintah evakuasi Israel penjajah yang telah mendorong ribuan orang ke arah barat menuju Mediterania dan ke selatan.

"Penutupan fasilitas medis vital ini memperburuk sistem perawatan kesehatan yang sudah mengerikan. Klinik dan titik medis ini seringkali menjadi satu-satunya jalur kehidupan bagi banyak warga sipil," tutur Jagan Chapagain, kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.

Setidaknya 9.600 Warga Palestina Ditahan di Penjara Israel Penjajah

Menurut Masyarakat Tahanan Palestina, lebih dari 9.600 warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur saat ini dipenjara di penjara-penjara Israel penjajah.

Banyak dari orang-orang ini ditahan di bawah penahanan administratif, sebuah praktik yang secara luas dikutuk karena menahan warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan, dapat diperbarui dalam periode enam bulan.

Pasukan Israel penjajah telah meningkatkan serangan mereka di kota-kota dan desa-desa Palestina hampir setiap hari, mengintensifkan penangkapan di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan di antara warga Palestina Israel.

Kelompok tahanan juga mencatat bahwa banyak tahanan menghadapi pelecehan dan pemukulan berat selama kurungan mereka.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa jumlah korban tewas Palestina akibat genosida Israel penjajah di Gaza telah meningkat menjadi 38.243, dengan 50 orang tewas dalam 24 jam terakhir. Selain itu, 88.033 orang telah terluka sejak dimulainya pembantaian pada 7 Oktober 2023.***

Sentimen: negatif (100%)