Pamor Pasar Gembrong Meredup, Omzet Pedagang Anjlok Hingga 90%
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Masa jaya Pasar Gembrong, Jakarta Timur, sebagai pusat mainan murah kian meredup. Akibatnya kini para pedagang mainan hanya bisa pasrah menunggu pembeli.
Salah seorang pedagang mainan di Pasar Gembrong Baru, Rifka, mengatakan sehari-hari kondisi pasar memang cukup sepi. Hal ini sudah terjadi sejak pasar baru itu dibuka, karena waktu pembukaannya tidak jauh sebelum pandemi.
Kondisi sepi pelanggan ini tentu membuat omzet dagangan Rifka turun drastis. Tak tanggung-tanggung, penurunan penjualan yang dirasakannya bisa mencapai 90%. Sebab dulu sebelum relokasi ia bisa meraup keuntungan Rp 1 juta/hari dengan mudah, namun kini saat sepi hanya bisa membawa Rp 100 ribu/hari.
"Dulu pas masih di pasar lama masih bisa untung Rp 1 juta sehari, soalnya ramai terus. Nggak pernah sepi lah pasar tuh," kata Rifka saat ditemui detikcom, Selasa (9/7/2024).
"Kalau dulu mah dari pagi sampai malam ramai terus, dari matahari belum terbit sampai terbenam ada saja yang beli. Dari buka sampai sekuatnya jualan, ibaratnya dulu itu kita yang ditungguin pembeli. Kalau sekarang kita yang nungguin pembeli," ungkapnya lagi.
Namun sekarang ini, sehari-hari ia hanya bisa mendapat Rp 200-300 ribu. Kalau sepi, omzet dagangannya bisa turun hingga Rp 100 ribu saja per hari. Kondisi sepi pembeli ini biasanya terjadi saat musim libur sekolah atau hari Sabtu-Minggu.
Sebab mayoritas pembelinya merupakan para pedagang mainan keliling yang biasa mangkal di depan-depan sekolah. Jadi kalau sekolah tutup, para pedagang ini tidak berjualan sehingga tidak perlu belanja di Pasar Gembrong.
"Kalau sepi mah paling cuma laku Rp 100 ribu, itu pun kan hasil jualannya ya, bukan untungnya. Jadi kita dagang cuma buat makan modal saja," ungkapnya.
"Pernah sepi banget yang kaya hari Sabtu kemarin tuh, kan hujan seharian, jadi nggak ada yang datang sama sekali. Kalau hari biasa kan pedagang asongan masih perlu beli mainan buat dijual lagi, mau ada hujan badai sampai petir kek, biasanya ada saja yang beli walaupun sedikit," jelas Rifka lagi.
Hal senada juga disampaikan oleh seorang pedagang lain di Pasar Gembrong lama, Tria. Menurutnya saat ini omzet penjualan para pedagang sudah tidak sebesar dulu.
"Sekarang dapat Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta itu sudah ramai. Kalau dulu pas ramai tuh bisa dapat Rp 3 jutaan sehari, biasanya pas Sabtu-Minggu tuh," katanya.
Selain penurunan omzet, Tria mengaku saat ini kondisi pasar sudah tidak bisa di tebak. Sebab dulu sebelum pandemi, hari Sabtu-Minggu sudah dipastikan pasar ramai. Namun saat ini ramainya penjualan tidak bisa ditentukan lagi.
"Kalau di sini mah gitu-gitu saja sih, ya nggak tentu kalau sekarang kapan ramainya. Kadang tiba-tiba hari Kamis-Jumat ramai, tapi Sabtu-Minggu sepi, kadang hari biasa pas sore jam pulang kerja tiba-tiba ramai habis itu sepi lagi," ucap Tria.
(fdl/fdl)Sentimen: negatif (100%)