Sentimen
Ahli Jawab Pertanyaan Dinosaurus Berdarah Dingin Atau Panas
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Dinosaurus ternyata bukan hanya hewan yang berdarah panas melainkan dingin. Hal itu terungkap dalam studi tentang metabolisme dinosaurus oleh Jasmina Weimann, yang sedang melakukan studi pasca-doktoralnya di CalTech.
Melansir Live Science, Jasmina bersama para koleganya menganalisa 55 spesies (kebanyakan dinosaurus). Dari hasil analisanya, Jasmina menemukan, hewan berdarah panas, yang selama ini hanya terlihat di mamalia dan burung, ternyata juga ada di kebanyakan dinosaurus.
Namun menurutnya, tidak semua dinosaurus termasuk hewan berdarah panas.
Jasmina dan para kolega menganalisa beragam variasi kelompok dinosaurus. Tim itu kemudian melacak proses evolusi dari metabolisme hewan berdarah panas dan dingin.
Mereka menemukan, dinosaurus merupakan keturunan dari hewan berdarah panas. Namun dalam perkembangannya, hal itu tidaklah tetap.
Di periode Triasic, sekitar 251,9 juta dan 201,3 juta tahun yang lalu, dinosaurus terbagi ke dalam dua kelompok besar: saurisian (dinosaurus berpunggung seperti kadal) dan ornitisian (burung berpinggul).
Bukti-bukti yang dikumpulkan menyiratkan fakta bahwa saurisian, termasuk Tiranosaurus dan Alosaurus adalah hewan berdarah panas seperti para nenek moyangnya.
Burung merupakan garis keturunan mereka dan tetap mempertahankan metabolisme darah panas.
Sementara kelompok ornitisian seperti Triceratops dan Hadrosaurus kehilangan metabolisme mereka dengan cepat. Alhasil, mereka termasuk hewan berdarah dingin.
Metabolisme pada hewan merujuk kepada seberapa banyak energi yang dihabiskan agar tubuh mereka berfungsi normal. Metabolisme yang lebih tinggi membutuhkan energi yang lebih banyak, yang berarti binatang bisa lebih aktif namun harus makan makanan yang cukup untuk menjaga metabolismenya.
Metabolisme yang tinggi menghasilkan panas yang bisa membuat hewan tetap hangat, disebut dengan endotermik. Sementara, lawan dari hewan berdarah panas adalah hewan berdarah dingin (ektotermik).
Hewan yang berdarah dingin membutuhkan lebih sedikit oksigen dan makanan. Namun mereka harus mengatur temperatur tubuh lewat perilaku sehari-hari.
Karena tidak menghasilkan panas sendiri, mereka menjaga temperatur tubuh dengan mandi matahari atau bersembunyi di bawah bayangan.
"Burung-burung mewarisi metabolisme yang sangat tinggi dari para nenek moyang mereka yaitu dinosaurus," kata Jasmina.
Diteliti Lewat Fosil
Mengutip Science Alert, dalam penelitiannya, Jasmina menghitung tingkat metabolisme dari dinosaurus lewat fosil mereka. "Metabolisme adalah tentang seberapa efektif kita mengonversi oksigen yang kita hirup ke dalam energi kimia yang mentenagai tubuh kita," kata Jasmina.
Proses konversi itu membuat produk sampingan yang berinteraksi dengan protein, gula, dan lemak tubuh dan membentuk sampah kimiawi yang stabil. Binatang berdarah panas butuh metabolisme yang lebih tinggi untuk mentenagai diri mereka.
Jasmina kemudian membandingkan jumlah sampah dari pernafasan yang ditemukan di tulang-tulang 55 spesies yang masih hidup yang jadi obyek penelitiannya. Ia dan rekan-rekannya lalu dapat menghasilkan skala sampah ke tingkat metabolisme.
Kemudian, mereka menggunakannya untuk mengkalkulasi tingkat metabolisme hewan-hewan yang telah punah.
"Ini benar-benar menarik bagi kami sebagai paleontologis. Pertanyaan soal apakah dinosaurus itu berdarah panas atau dingin adalah salah satu yang tertua di paleontologi. Sekarang, saya kira kita punya konsesus bahwa kebanyakan dinosaurus berdarah panas," katanya.
(lth/lth)[Gambas:Video CNN]
Sentimen: negatif (100%)