Sentimen
Negatif (100%)
8 Jul 2024 : 20.41

Ratusan Pohon di Jakarta Tumbang Selama 2 Tahun Terakhir akibat Cuaca Ekstrem Megapolitan 8 Juli 2024

8 Jul 2024 : 20.41 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Ratusan Pohon di Jakarta Tumbang Selama 2 Tahun Terakhir akibat Cuaca Ekstrem Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, ada 612 pohon tumbang selama dua tahun terakhir sejak 2022. Ratusan pohon tersebut tumbang imbas cuaca ekstrem yang melanda Jakarta. Rinciannya, sebanyak 378 pohon tumbang pada 2022 dan 234 pohon tumbang pada 2023. "Berdasarkan data dua tahun terakhir, BPBD Jakarta mencatat total bencana yang cukup banyak. Pohon tumbang sebanyak 612 pohon," kata Kepala BPBD Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya, Senin (8/7/2024). Disusul dengan bencana tanah longsor sebanyak 22 kejadian di tahun 2023 dan 14 kejadian longsor pada 2022. Cuaca ekstrem juga menyebabkan 87 bangunan roboh di Jakarta. Sebanyak 56 bangunan pada 2022 dan 31 bangunan pada 2023. Sementara, korban bencana alam akibat cuaca ekstrem pada 2023 meningkat dibandingkan dengan 2022. "Tercatat ada 53 korban tenggelam akibat cuaca ekstrem di Jakarta. Rinciannya, 20 korban tenggelam di 2022 dan 33 korban tenggelam di 2023," imbuh Isnawa. BPBD Jakarta juga mengimbau agar warga ibu kota menghindari area-area yang berisiko terjadinya bencana saat musim hujan. "Hindari beraktivitas di pinggiran sungai, waduk, dan danau saat musim hujan ya. Jika mengalami keadaan darurat, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112," ucap dia. Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait cuaca di Jakarta yang selalu dilanda hujan deras beberapa hari belakangan. "Perlu diluruskan bahwa meski statusnya adalah musim kemarau, tapi bukan berarti tidak akan turun hujan sama sekali. Hanya, intensitas curah hujan di bawah 50 mm atau dasarian," kata Kepala Badan BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan yang diterima, Sabtu (6/7/2024). Dwikorita menyatakan, dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia. "Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional-global yang cukup signifikan," kata dia. Dinamika atmosfer itu antara lain fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan sebagian besar Papua. Fenomena atmosfer itulah yang kemudian memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga deras yang disertai kilat atau angin kencang bakal terjadi dari tanggal 5 hingga 11 Juli 2024. Wilayah yang dimaksud yakni Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)