PIKIRAN RAKYAT - Pemuda berinisial MRR (23) diduga disekap dan disiksa selama berbulan-bulan oleh sejumlah pemuda di Duren Sawit, Jakarta Timur. Peristiwa tersebut bermula dari bisnis jual beli mobil antara MRR dengan rekan bisnisnya. Paman MRR, Yusman, menyebut keponakannya mengalami kekerasan selama berada di tempat penyekapan.

“Dia disiksa, disiksa terus. Diborgol tangannya, terus dipecut pakai selang (oleh) semua orang, dibogem,” kata Yusman saat dihubungi, Sabtu, 6 Juli 2024.

“Jadi di situ dipecut pakai selang, kemudian disundut pakai rokok, itu ada 20 titik. Di bagian dada, di bagian paha, punggung, kemudian kelaminnya itu disundut, bukan disundut, dipakein korek api, terus diolesin bon cabai di lubangnya di kemaluannya,“ ucapnya melanjutkan.

Yusman menyebut ada sekira 30 orang yang menyiksa keponakannya. Dia menjelaskan, sebenarnya keponakannya hanya terlibat bisnis dengan satu orang pemuda berinisial H. Akan tetapi, H diduga mengajak teman-temannya untuk menganiaya korban.

“Lebih, 30 (orang) totalnya. Jadi yang intinya yang jual beli satu ya, saudara H ini. Cuma itu melibatkan orang-orang yang mukul itu kan teman-teman semua itu,“ ucap Yusman.

Yusman menjelaskan, keponakannya bersama pemudia insial H sudah berbisnis jual-beli mobil sejak September 2023, dan bisnis yang dijalani keduanya terbilang lancar lantaran mendapat kepercayaan dari konsumen. Akan tetapi, masalah muncul ketika keponakannya melakukan wanprestasi sehingga menyulut emosi rekan bisnis.

“Awal mulanya dari kerja sama jual beli yang terpercaya lah mereka selama ini. Terjalin cukup lama sudah. Cuma mungkin ada wanprestasi di ponakan ini, jadi ini lah yang melibatkan mereka itu emosi,” ucap Yusman.

“Dari tahun kemarin dari sekitar bulan September. Pertama si memang awal-awalnya bagus semua, mungkin ya namanya, mereka juga teman ya,” tuturnya menambahkan.

Kapolsek Duren Sawit AKP Sutikno menyampaikan, pihaknya sudah menerima laporan terkait kasus dugaan penyekapan yang disertai penyiksaan tersebut. Menurutnya, saat ini polisi tengah melakukan penyelidikan atas perkara tersebut.

“Laporan yang ditangani di Polsek adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 333 KUHP. Penyidik masih melakukan giat penyelidikan maksimal,” ucapnya kepada wartawan, Sabtu, 6 Juli 2024.

Kendati demikian, Sutikno belum dapat memastikan apakah benar telah terjadi penyekapan dan penganiayaan terhadap korban atau tidak. Pasalnya, kata dia, polisi sedang melakukan penyelidikan secara mendalam. “Penyidik biar melakukan penyelidikan secara maksimal terlebih dahulu,” ujarnya.***