Sentimen
Negatif (100%)
1 Mar 2024 : 16.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Kediri, Denpasar, Nganjuk, Trenggalek, Banyuwangi, Sidoarjo

Kasus: penganiayaan

Keluarga Santri Tewas di Kediri Tuntut Pesantren Tanggung Jawab

1 Mar 2024 : 23.38 Views 3

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Nasional

Jakarta, CNN Indonesia --

Suyanti (38) ibu dari Bintang Balqis Maulana (14) santri yang tewas akibat dianiaya empat orang senior, meminta pengasuh Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah Mojo, Kabupaten Kediri, bertanggung jawab.

Menurut Suyanti, Fatihunada atau Gus Fatih selaku pengasuh pesantren telah lalai melakukan pengawasan ke santrinya. Hingga buntutnya, terjadi penganiayaan sesama santri, sampai anaknya tewas.

"Pondok harus bertanggung jawab," kata Suyanti saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (1/3).

Kelalaian itu, kata Suyanti, juga terlihat saat Gus Fatih mengklaim tak tahu menahu kejadian penganiayaan kepada Bintang karena sedang bepergian ke kuar kota.

"Gus Fatih bilang dia tidak tahu karena alasannya dia di Trenggalek, habis keluar kota," ujarnya.

Kepada Suyanti, Gus Fatih juga mengklaim tak tahu kondisi jenazah Bintang yang penuh lebam dan luka disekujur tubuhnya. Padahal dia sendiri mengantarkan korban dari Kediri ke rumah duka di Banyuwangi.

"Soal kondisi dia tidak tahu, berarti kan dia tidak tahu bisa terjadi seperti ini, kenapa dia tidak mengecek situasi atau melihat kondisi jenazah langsung, berarti ada yang tidak wajar," katanya.

Ia menyayangkan pihak pengasuh bisa lalai. Menurutnya, santri merupakan amanah orang tua di kampung yang dititipkan ke pondok. Karena itu santri itu haruslah dibimbing dan dijaga.

"Karena meninggalnya itu di pondok, maka pihak pondok itu otomatis dititipin anak saya, dia ikut bertanggung jawab," tutur Suyanti.

Suyanti mengakui, Gus Fatih sendiri telah menyampaikan belasungkawa dan permohonan maaf atas kejadian yang menimpa Bintang. Tapi permintaan maaf itu, kata Suyanti, tak bisa menghapus keinginan keluarga untuk menuntut pertanggungjawaban pesantren atas meninggalnya Bintang.

"Iya, dia [Gus Fatih] turut berbelasungkawa juga, meminta maaf gitu aja, dia seandainua dipanggil kapolres untuk itu dia siap untuk dipanggil," ujar dia.

"Pihak keluarga memaafkan, semua memaafkan. [Tapi] karena memang mengikuti proses hukum, jadi tetap minta pertanggungjawaban dari pondok," pungkasnya.

Terpisah, Pengasuh Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri, Fatihunada atau Gus Fatih mengaku tak tahu dugaan penganiayaan yang menyebabkan santrinya, Bintang Balqis Maulana (14) meninggal dunia.

Gus Fatih mengatakan ia mendapatkan laporan Bintang telah meninggal di rumah sakit akibat terpeleset di kamar mandi, Jumat (23/2) pagi. Ia mendapatkan kabar itu dari santrinya yang juga sepupu korban, AF (16)

"Saya mendapat laporan itu jatuh terpeleset di kamar mandi terus kemudian dibawa ke rumah sakit dari saudaranya (AF). Kemudian saya spontan bertanya sakit apa kok ke rumah sakit, tapi ya saya percaya karena yang menyampaikan kakaknya (sepupu). Masak kakaknya mau menipu kan kecil kemungkinan," kata Gus Fatih saat dikonfirmasi, Senin (26/2).

Ia kemudian mencari ambulans untuk mengantar jenazah ke kampung halamannya di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Gus Fatih lalu turut mengantarkan jenazah Bintang ke Banyuwangi bersama AF sepupu Bintang dan beberapa santri lain, pada Jumat sore.

Meski begitu, Gus Fatih mengatakan ia tidak tahu penyebab pasti kematian korban. Dia juga mengaku tak melihat kondisi jenazah Bintang yang sudah terbungkus kain kafan. Sesampainya di kampung korban, dia sangat terkejut ketika melihat kondisi jenazah Bintang yang penuh luka dan lebam, hingga mengucurkan darah.

"Tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya, ada dugaan [penganiayaan] semacam itu. Munculnya dugaan aja tidak ada, wong dari awal bilangnya terpeleset," ujarnya.

Gus Fatih juga membantah menghalangi pihak keluarga untuk membuka kain kafan. Saat itu dia justru berada di belakang ambulans. Kemudian dia dipanggil oleh keluarga untuk melihat kondisi jenazah. Gus Fatih pun mengaku terpukul dengan kejadian ini. Dia juga mengaku tidak tega melihat kondisi jenazah santrinya tersebut. Kini dia menyerahkan sepenuhnya kasus kematian korban itu ke pihak kepolisian.

Sebelumnya, seorang santri Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri, bernama Bintang Balqis Maulana (14) asal Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi tewas dengan kondisi tubuh mengenaskan.

Awalnya, pihak pesantren dan pengantar jenazah menyebut Bintang meninggal usai jatuh terpeleset di kamar mandi. Tapi keluarga curiga setelah melihat darah yang mengucur dari keranda jenazah. Saat kain kafan dibuka, terlihat luka dan lebam di sekujur tubuh korban.

Polres Kediri Kota pun menetapkan empat tersangka dalam kematian Bintang. Mereka yakni MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AK (17) dari Kota Surabaya dan AF (16) sepupu korban asal Denpasar. Keempatnya merupakan teman sesama santri yang juga kakak kelas korban dalam menempuh pendidikan di pesantren PPTQ Al Hanifiyyah. 

(frd/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Sentimen: negatif (100%)