Magetan (beritajatim.com) – Para pendaki di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu dihebohkan dengan munculnya embun es. Fenomena ini dibagikan para pendaki di media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Kepala RPH Sarangan, Supriyanto, mengatakan bahwa fenomena embun es di jalur pendakian Gunung Lawu merupakan hal yang wajar, terutama pada bulan Agustus.

“Malah biasanya pada bulan Agustus ada gumpalan es besar yang biasanya muncul pada pukul 00.00 sampai pukul 05.00 pagi,” ujarnya.

Supriyanto menjelaskan bahwa embun es di jalur Cemorosewu hanya bisa ditemui di tempat-tempat tertentu, seperti di wilayah utara Gupak Menjangan dan atas Sedang Derajat. “Tidak semua jalur dapat dijumpai adanya fenomena embun es atau bekuan es,” paparnya.

Dia pun mengimbau para pendaki untuk selalu berhati-hati dan membawa perlengkapan yang aman saat mendaki, terutama pada malam hari.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Nganjuk, Sumber Harto, menjelaskan bahwa kemunculan embun es di beberapa gunung disebabkan oleh rendahnya suhu udara pada dini hari, sehingga embun yang ada di permukaan menjadi beku.

“Penurunan suhu yang drastis pada dini hari tersebut karena tutupan awan yang hampir tidak ada, sehingga panas dari bumi dapat keluar ke angkasa secara besar-besaran,” ujarnya sembari mengatakan bahwa  fenomena ini dikenal sebagai masa bediding. [fiq/suf]