Kekalahan Joe Biden Nyata, PBB Ungkap Bukti Mengejutkan
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak negara yang berlomba-lomba mendominasi pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). China dan Amerika Serikat (AS) adalah dua di antaranya yang paling gencar terlibat dalam 'perang' AI.
Namun, China ternyata sudah jauh di depan ketimbang negara-negara lain. Negara kekuasaan Xi Jinping itu telah mendaftarkan 38.000 paten AI-generatif sepanjang periode 2014-2023.
Jumlah itu jauh di atas pesaing utamanya, AS, yang baru mendaftarkan 6.276 paten AI-generatif dalam periode yang sama, menurut data dari Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) yang merupakan salah satu badan PBB, dikutip dari Reuters, Kamis (4/7/2024).
Menurut WIPO, secara keseluruhan ada lebih dari 50.000 paten generatif AI dalam satu dekade terakhir. Hal ini menunjukkan China memimpin di sektor tersebut.
Beberapa perusahaan yang paling banyak mendaftarkan paten AI-generatif adalah ByteDance (China), Alibaba Group (China), dan Microsoft (AS).
AI-generatif merupakan adopsi teknologi kecerdasan buatan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi penopang layanan populer ChatGPT tersebut bisa memproduksi teks, gambar, kode komputer, bahkan lagu, berdasarkan informasi yang tersedia di internet.
Dari 50.000-an paten yang terdaftar sepanjang satu dekade terakhir, seperempatnya didaftarkan sepanjang 2023 lalu. Setelah booming ChatGPT, raksasa teknologi memang makin gencar mengembangkan teknologi serupa.
"AI adalah area yang booming dan akan terus berkembang dengan pesat," kata Manajer Analitik Paten WIPO, Christopher Harrison.
Lebih lanjut, Harrison mengatakan paten AI-generatif yang didaftarkan China meliputi banyak sektor. Mulai dari sistem pengendara tanpa awak hingga managemen publikasi dokumen.
Soal jumlah paten, AS memang kalah dan harus menerima ditempatkan ke posisi kedua. Padahal, pemerintahan Joe Biden sudah melakukan berbagai upaya untuk menjegal pengembangan AI oleh China.
Biden takut China akan memanfaatkan AI untuk memperkuat militernya. Biden lantas mengeluarkan beberapa kebijakan untuk melarang akses chip AI canggih dan alat pembuat chip canggih ke China.
Namun, upaya Biden justru menjadi senjata makan tuan. China makin termotivasi mengembangkan teknologi AI secara mandiri tanpa ketergantungan dengan AS. Alhasil, pelan-pelan banyak raksasa teknologi China yang mulai unjuk gigi.
Selain China dan AS, ada negara-negara lain yang juga rajin mendaftarkan paten AI-generatif. Korea Selatan, Jepang, dan India menempati posisi ketiga, keempat, dan kelima.
(fab/fab)
Sentimen: negatif (66.7%)