Elon Musk Ancam Batal Beli Twitter, Tak Sepakat Data Akun Bot
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
CEO Tesla dan Space X, Elon Musk mengancam akan membatalkan akuisisi Twitter. Miliarder berusia 50 tahun itu merasa Twitter tak serius menanggapi permintaannya terkait informasi soal jumlah akun bot.
Melansir CBS, Musk menuduh perusahaan menyembunyikan informasi tentang jumlah akun bot dan spam di platform media sosial tersebut.
Dalam surat yang diajukan ke Securities and Exchange Commission pada hari Senin, (6/6), pengacara Musk mengatakan bahwa Twitter telah menolak untuk menyerahkan data penggunanya yang diminta sejak 9 Mei lalu.
Sebelumnya, Twitter telah lama melaporkan bahwa sekitar 5 persen penggunanya adalah bot. Namun, setelah perusahaan dan Musk mencapai kesepakatan pembelian pada April, ia telah berulang kali mempertanyakan jumlah bot dan meminta data untuk melakukan verifikasi sendiri.
"Musk telah menjelaskan bahwa dia tidak percaya metodologi pengujian perusahaan yang lemah sehingga dia harus melakukan analisisnya sendiri untuk menentukan berapa banyak akun yang palsu," tulis pengacara yang mewakili Musk dalam suratnya.
Surat itu mengatakan jika Twitter tidak menyerahkan data, Musk akan menganggapnya sebagai "pelanggaran material" dari perjanjian dan akan keluar dari kesepakatan pembelian.
"Musk yakin perusahaan telah menolak dan menggagalkan hak mendapatkan informasinya (dan kewajiban terkait perusahaan) di bawah perjanjian merger. Musk berhak untuk tidak menyelesaikan transaksi dan haknya untuk mengakhiri perjanjian merger," jelas surat tersebut.
Twitter sendiri menyebut akan berbagi informasi dengan Musk untuk menyelesaikan transaksi dan menyelesaikan merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati.
Akuisisi yang Rumit
Sejak mengumumkan kesepakatan dengan Twitter, jalan Musk untuk mengakusisi perusahaan media sosial itu tak mulus. Mengutip Engadget, Musk antara lain harus juga menghadapi gugatan dari salah satu pemilik saham Twitter yakni Dana Pensiun Florida.
Dana Pensiun Florida menegaskan, Musk tidak bisa menuntaskan kesepakatan dengan Twitter hingga 2025. Pasalnya, Musk juga memiliki saham di Twitter.
Dana Pensiun Florida kemudian mengajukan gugatan class action di pengadilan Delaware. Bukan hanya Musk, Dana Pensiun Florida juga menuduh dewan direksi Twitter melanggar tugas fidusia mereka karena membiarkan kesepakatan dengan Musk terjadi.
Dana Pensiun Florida disebut juga memiliki investasi di Twitter. Gubernur Ron DeSantis menyatakan mereka bisa menghasilkan keuntungan US$15 juta sampai US$20 juta jika Elon Musk menyelesaikan pembeliannya.
Seperti diketahui, Musk telah setuju di angka $44 miliar atau 635 triliun dengan dewan direksi Twitter untuk mengakuisisi perusahaan tersebut. Namun proses akuisisi itu belum tuntas karena para pemilik saham Twitter belum mencapai kata sepakat.
(ttf/lth)[Gambas:Video CNN]
Sentimen: negatif (61.5%)