Sentimen
Positif (100%)
4 Jul 2024 : 16.20
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Tesla, Samsung

Strategi Jangka Panjang VinFast di Pasar EV

4 Jul 2024 : 23.20 Views 3

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Otomotif

Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah gempuran perusahaan otomotif yang mengejar keuntungan sesaat, dipimpin miliarder Vietnam Pham Nhat Vuong, VinFast tampil berbeda dengan komitmennya pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Perspektif jangka panjang ini terlihat jelas dalam fokus VinFast pada pembangunan berkelanjutan. Antara lain, fokus daur ulang baterai dalam mengatasi masalah lingkungan.

Kemudian melakukan kerja sama dengan mitra terkait sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage syste (BESS).

Upaya ini dilakukan VinFast karena meski industri EV tumbuh dengan cepat, namun masih ada masalah pada dampak lingkungan. Hal itu karena listrik untuk memasok EV masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang sumber energi yang digunakan EV untuk mengisi daya.

Namun, ketika VinFast bermitra dengan Marubeni, dua pertanyaan terbesar untuk kendaraan listrik ini terjawab. Antara lain bagaimana mendaur ulang baterai, dan bagaimana mempersiapkan jaringan listrik untuk ledakan EV.

Wakil CEO Divisi Manufaktur VinFast, Mr. Pham Nhat Quan Anh mengatakan, kolaborasi dengan Marubeni menandai babak baru dalam industri EV. Di mana baterai bekas yang biasanya dianggap limbah akan diubah menjadi sumber energi baru yang berharga.

Di mana melalui kerja sama ini VinFast akan memasok baterai EV bekas, dan Marubeni mendaur ulang baterai listrik VinFast menggunakan teknologi eksklusif untuk mengubahnya menjadi BESS yang terjangkau dan mudah diproduksi tanpa perlu membongkar, memproses, dan mengemas ulang baterai.

"Kami senang dapat berkolaborasi dengan Marubeni untuk bersama-sama meneliti dan menerapkan solusi penyimpanan energi bersih dan inovatif," ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, penandatanganan MoU ini menandai langkah signifikan dalam strategi VinFast untuk membangun model ekonomi sirkular.

Foto: Arsip VinFast

Adapun teknologi BESS melengkapi EV dengan sempurna. Dengan menyimpan kelebihan energi terbarukan dan melepaskannya saat dibutuhkan, BESS membantu menstabilkan jaringan dan membuat pengisian daya EV lebih hemat biaya dan ramah lingkungan bagi konsumen. Kolaborasi ini pada akhirnya bertujuan untuk mendorong adopsi EV yang lebih luas.

MOU ini juga mencerminkan tujuan ambisius VinFast untuk mencapai emisi nol bersih (termasuk emisi Scope 3) pada 2040. Target ini sejalan dengan prinsip inti VinFas yakni beralih dari model produksi linear ke ekonomi sirkular.

Pendekatan sirkular ini meminimalkan limbah dan konsumsi sumber daya sepanjang siklus hidup EV. Di mana VinFast memprioritaskan sumber bahan dan produk dari pemasok yang bertanggung jawab secara lingkungan.

Misalnya, baterai kendaraan listrik mereka, yang memiliki tingkat daur ulang hingga 95%, berasal dari perusahaan baterai ternama dengan komitmen tinggi terhadap keberlanjutan.

Kemudian, model langganan baterai inovatif VinFast memastikan pengelolaan baterai yang bertanggung jawab. Di mana ketika kapasitas baterai turun di bawah 70%, VinFast menggantinya dan memanfaatkan baterai lama untuk penyimpanan energi.

Selain itu, kemitraan global VinFas dengan Li-Cycle, perusahaan daur ulang Kanada yang mapan, menjamin daur ulang baterai yang tepat.

Tidak hanya itu, dedikasi VinFast untuk daur ulang baterai dan perpanjangan masa pakai baterai terus berlanjut. Yakni dengan upaya penelitian yang berkelanjutan untuk mengoptimalkan aspek-aspek penting ini.

Dari baterai bekas ke industri bernilai miliaran

VinFast bukan hanya ingin bertanggung jawab dalam pembuangan baterai EV-nya. Mereka melihat peluang bisnis besar dalam BESS (Battery Energy Storage System), sebuah industri senilai miliaran dolar yang berkembang pesat.

Bank of America bahkan menyebut BESS sebagai "titik terang" dalam industri ini, dengan prediksi pertumbuhan yang luar biasa.

Menurut McKinsey & Company, pasar BESS global diperkirakan akan naik dua kali lipat pada 2030, yakni di angka US$120 miliar US$150 miliar. Pertumbuhan eksplosif ini didorong oleh investasi lebih dari US$5 miliar dalam BESS pada 2022.

Bahkan, raksasa teknologi seperti Shell, Panasonic, LG, Samsung, Intel, dan Tesla sudah menjadi pemain besar dalam ruang BESS. VinFast, yang relatif baru di industri otomotif, mengenali potensi dalam BESS.

Pendiri VinFast Pham Nhat Vuong menunjukkan keyakinan dalam masa depan perusahaan. "VinFast akan mencapai titik impas segera dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri," katanya baru-baru ini kepada Bloomberg.

Dia menambahkan, "Saya tidak khawatir tentang penjualan kendaraan listrik. Pertumbuhan kendaraan listrik akan menjadi tak terelakkan," ujarnya.

(inh)

Sentimen: positif (100%)