Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Kristen
Tokoh Terkait
Patriarch Kirill
Ukraina Pindahkan Tanggal Natal: Tinggalkan Tradisi Warisan Rusia
CNNindonesia.com Jenis Media: Internasional
Ukraina resmi mengubah tanggal Natal menjadi 25 Desember, meninggalkan tradisi warisan Rusia yang biasanya merayakan hari besar umat Kristen itu pada 7 Januari.
CNN melaporkan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky meneken undang-undang untuk mengubah tanggal perayaan Natal itu pada Jumat (28/7) lalu.
Pihak yang mengajukan UU itu menyatakan aturan tersebut akan membantu Ukraina "meninggalkan warisan Rusia yang menetapkan perayaan Natal pada 7 Januari."
UU itu juga disebut bakal membantu warga Ukraina "menjalani hidupnya dengan tradisi liburan mereka sendiri."
Ukraina dan Rusia sebenarnya sama-sama negara dengan mayoritas Kristen Ortodoks yang memang merayakan Natal pada 7 Januari.
Namun sejak perang pecah pada Februari 2022, terjadi perpecahan antara Kristen di kedua negara, terutama karena Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill, mendukung invasi Rusia di Ukraina.
Pada akhir tahun lalu, sejumlah Ukraina pun mulai merayakan Natal pada 25 Desember. Keputusan ini didukung sebagian besar warga Ukraina.
Merujuk pada jajak pendapat pemerintah Ukraina pada Desember lalu, nyaris 59 persen warga mendukung pemindahan tanggal perayaan Natal.
Dua warga Zaporizhzhia yang terpaksa mengungsi karena perang, Alla dan Oksana, mengaku mendukung keputusan itu. Mereka mengaku sudah mulai merayakan Natal pada 25 Desember sejak tahun lalu.
"Ukraina sudah seharusnya menjadi negara Eropa yang bermartabat. Ini seharusnya menjadi norma bagi kita," katanya.
Senada, dua warga di Lviv, Vitalina dan Pavlo, juga mendukung keputusan pemerintah. Menurut mereka, keputusan ini mendekatkan Ukraina dengan negara-negara Eropa lainnya.
"Merayakan 25 Desember sangat logis. Begitulah Eropa merayakannya. Kami merayakannya pada Desember tahun ini dan tak ada kesulitan. Kami ingin lebih dekat dengan Eropa dan dunia," tutur Pavlo.
Sementara itu, seorang warga Kyiv, Tetyana, sebenarnya tak peduli pada tanggal perayaan Natal. Namun, ia tetap mendukung keputusan pemerintah.
"Jika perlu, kami akan merayakannya pada 25 Desember. Ini bukan lagi tentang agama, tapi menjadi simbol kenegaraan. Biarkanlah begitu. Saya mendukung presiden dan negara saya," katanya.
(has/has)Sentimen: positif (100%)