Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengungkapkan hasil pertemuan dengan tiga tokoh dari Nduga, Papua Pegunungan terkait upaya pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens.

Ia mengatakan ketiga tokoh ingin membantu pemerintah dalam membebaskan Philip melalui pendekatan religi.

"Saya berbicara dengan tokoh dari Nduga, ada tiga dan memang mereka juga ingin membantu terutama adalah dengan pendekatan gereja yang bisa membantu supaya pilot Philip Mehrtens ini bisa segera dibebaskan," ujarnya di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (28/2).

Meski begitu, kata dia, pertemuan tersebut baru hanya sebatas pembicaraan mengenai upaya-upaya yang akan dilakukan untuk membebaskan Philip yang masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023.

"Mudah-mudahan dari situ mereka juga bisa melakukan tindakan-tindakan di lapangan, koordinasi dengan eh saya kira di sana kita tidak menyebut penyandera ya tapi dengan masyarakat yang ada di sana," ucap Hadi.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyebut Hadi ingin pembebasan Philip tidak hanya dilakukan dengan pendekatan militeristik, tapi juga melibatkan banyak pihak, seperti tokoh agama.

"Ada pendekatan yang memang tadi beliau sampaikan juga sebagian ya, dengan melibatkan para tokoh agama, institusi agama, dan memang kompleksitas masalah Papua memang perlu dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan," ujarnya.

Mu'ti pun mendukung pembebasan Philip dilakukan dengan pendekatan yang membawa kedamaian. Menurutnya, hal itu bisa lebih diterima masyarakat Papua.

"Saya kira mungkin teman-teman dari kalangan Kristiani atau Katolik lebih memiliki akses untuk masalah-masalah Papua ini. Karena memang secara populasi masyarakat Papua ini kan mayoritas beragama Kristen dan Katolik," katanya.

Hadi bertemu dengan beberapa tokoh dari Nduga, Papua Pegunungan untuk membahas mengenai upaya pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens pada Rabu (28/2). Namun, ia tak mengungkapkan detail tempat pertemuan itu.

Philip disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari sesaat setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Setahun setelah penyanderaan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) merilis foto dan video yang memperlihatkan kondisi terkini dari Philip.

Dalam satu foto, Philip yang brewokan terlihat diapit oleh dua anggota OPM yang memegang senjata. Sementara dalam satu video lain, Philip menyatakan kondisinya sehat.

OPM mengklaim selama setahun penyanderaan, pihak Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru tidak pernah membuka diri untuk negosiasi membebaskan Philip.

Mereka lantas menyatakan akan mengembalikan pilot Philip kepada keluarganya melalui Yuridiksi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sementara itu, Polda Papua mengaku belum menerima kabar terkait rencana pembebasan Philip. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo justru mengaku curiga informasi pembebasan yang disampaikan tersebut hanyalah propaganda semata.