Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
joko widodo
Perbincangan Warganet soal Formula E Disebut Didominasi Narasi Positif
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Perbincangan warganet alias netizen soal gelaran Formula E Jakarta diakui dominan narasi positif.
"Dominan berisi narasi positif (57 persen)," tulis Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi, dalam sebuah utas di akun Twitter pribadinya @ismailfahmi, Senin (6/6).
Diketahui, narasi bernada menyerang dan mendukung Formula E meramaikan perbincangan warga Twitter jelang gelarannya. Akun-akun yang keras dalam kedua kubu itu cenderung tak jauh dari kubu yang menggaungkan wacana kampret dan cebong.
Perbincangan positif tersebut mencakup apresiasi pembangunan sirkuit dan sindiran terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak mensponsori gelaran tersebut.
"Apresiasi pembangunan Sirkuit Formula E yang dinilai tercepat di dunia dan sindir BUMN (Pemerintah) yang tidak sponsori Fromula E," ujar Ismail.
Selain itu, ada juga narasi yang memuji Formula E dan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai penciptaan Aniee yang keren. Dalam narasi-narasi positif juga terdapat kritikan untuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yang tidak mempromosikan Formula E untuk mendorong pariwisata.
Sementara itu, terdapat sejumlah narasi dengan sentimen negatif yang mencapai 28 persen. Sentimen negatif ini di antaranya memuat interpelasi Formula E hingga Anies terpaksa dilengserkan.
Selain itu, dalam beberapa narasi negatif terdapat beberapa pihak yang menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas dugaan korupsi Formula E.
Menurut analisis Ismail, tercatat setidaknya 41 tokoh yang turut membicarakan Formula E. Dari 41 tokoh tersebut, 66 persen mendukung terlaksananya acara berskala internasional dengan konsep ramah lingkungan ini.
Sementara itu, 20 persen di antaranya menolak karena terindikasi bermasalah dan dipolitisasi. Sedangkan 15 persen lainnya menyatakan netral.
Lebih lanjut, dalam analisisnya Ismail mengatakan ada beberapa kesimpulan, di antaranya Formula E ramai menjadi sorotan media maupun warganet. Kemudian Formula E tidak hanya menjadi ajang balapan tingkat dunia namun juga menghadirkan wacana tersendiri yang lebih dari sekedar ajang olahraga/otomotif.
"Narasi politik dari Formula E begitu kental baik yang disajikan oleh media online maupun perbincangan di media sosial," ujar Ismail.
"Narasi tersebut berupa perang wacana antara Kontra Formula E versus Pro Formula E. Selain itu, Formula E menjadi medan wacana yang sangat lekat dengan kontestasi pilpres 2024 dan kinerja Jokowi saat ini," tandasnya.
[Gambas:Twitter]
(lom/arh)[Gambas:Video CNN]
Sentimen: negatif (66.6%)