Juru bicara bakal calon presiden Anies Baswedan, Thomas Lembong menyatakan konsep reindustrialisasi yang diusung Anies padat karya, bukan padat modal.

Ia mencontohkan industri mobil listrik yang terkesan 'seksi' dan berteknologi tinggi namun di pabriknya yang banyak bekerja adalah robot, bukan manusia.

"Kunci dari visi re-industrialisasi Pak Anies adalah menggeser fokus kita dari sektor industri yang padat modal, ke industri yang padat karya. Pabrik nikel (smelter), pabrik mobil (automotif) dan sebagainya tidak masalah berdiri. Tapi industri ini adalah jenis industri yang padat modal alias capital-intensive dan relatif tidak memperkerjakan banyak orang," kata Lembong dalam keterangan tertulis, Rabu (20/9).

Ia mengatakan pembukaan lapangan kerja di Indonesia sangat penting untuk mengurangi pengangguran yang kin jadi masalah besar di seluruh dunia.

Industri padat karya menurut Lembong termasuk industri ringan seperti tekstil, mebel, dan elektronik. Namun industri-industri itu menurutnya saat ini malah dianggap pemerintah sebagai sunset industry yang pasarnya kian menyusut.

"Padahal potensi lapangan kerja sebenarnya di situ. Satu brand atau merek tekstil terkemuka dari Amerika saja memperkerjakan 600.000 tenaga kerja di Indonesia," kata Lembong.

Para pelaku industri ini menurutnya kini mengeluh tidak mendapat perhatian pemerintah yang lebih fokus pada industri nikel, baterai, dan mobil listrik.

"Industri mobil listrik memang menggunakan teknologi tinggi, high tech dan terlihat seksi. Tapi kalau Anda berkunjung ke pabrik mobil listrik, Anda akan kaget melihat di pabrik itu yang bekerja kebanyakan robot bukan manusia," katanya.

Sebelumnya Anies dalam acara Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan industri harus kembali dibangun di berbagai wilayah Indonesia.

"Reindustrialisasi. Kita harus membangun kembali industri-industri baru di berbagai wilayah Indonesia, sebagaimana industrialisasi pernah kita lakukan di era 1970-an, 1980-an dan awal 1990-an," ujar Anies.

Menurutnya konsep reindustrialisasi yang diusungnya ini berlawanan dengan fenomena yang kini tengah terjadi di Indonesia. Anies mengatakan telah terjadi de-industrialisasi di Tanah Air di mana kontribusi sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional terus mengalami penurunan.

Anies mengklaim banyak sektor manufaktur di Indonesia justru berhenti berproduksi. Pemilik usahanya justru beralih ke sektor jasa menjadi sekadar penjual produk impor dari negara lain.

Sebagai bakal capres, Anies selama ini mengusung konsep perubahan. Berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Anies selama ini kerap berseberangan dengan pemerintah meski dua parpol yang mendukungnya, NasDem dan PKB merupakan bagian dari koalisi pemerintah saat ini.

NasDem, PKB dan PKS membentuk koalisi politik bernama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) untuk mengusung Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.

[Gambas:Video CNN]