Jakarta, Beritasatu.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 2,51% pada Juni 2024. Penyumbang utama inflasi Juni 2024 secara tahunan adalah kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan, berdasarkan pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,95% dan memberikan andil 1,4%. Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini, antara lain beras, cabai merah, dan sigaret kretek mesin.

“Sedangkan komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan andil inflasi cukup signifikan, antara lain emas perhiasan, tarif angkutan udara, serta nasi dengan lauk,” tutur Imam dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Dari 38 provinsi, tercatat semua provinsi mengalami inflasi.  Adapun inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 5,65%, sedangkan inflasi terendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,08%.

BPS menyatakan komponen inti mengalami inflasi tahunan 1,9% pada Juni 2024. Komponen ini memberikan andil terbesar yakni 1,22%. Komoditas yang memberikan andil, di antaranya emas, perhiasan, gula pasir, dan nasi dengan lauk.

Berikutnya, komponen harga diatur pemerintah mengalam inflasi tahunan 1,68%. Komponen ini memberikan andil 0,33%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, dan sigaret kretek pangan. 

Sedangkan komponen harga bergejolak mengalami inflasi 5,96% dengan andil 0,96%. Komoditas yang memberikan andil besar adalah beras, cabai merah, dan bawang merah.