Sentimen
Negatif (94%)
3 Jun 2022 : 19.37
Informasi Tambahan

Kab/Kota: London, Rio De Janeiro

Tokoh Terkait

Pembangunan Jalan di Amazon, Kebutuhan Atau Ancaman?

4 Jun 2022 : 02.37 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro tengah mengkampanyekan proyek transoceanic, yakni jalan penghubung lintas samudera yang membelah hutan Amazon.

Untuk diketahui menjadi sungai terpanjang kedua di dunia, Amazon diketahui tidak memiliki jembatan penghubung.

Proyek transoceanic itu sendiri disebut akan melibas 94 mil hutan yang dikhawatirkan akan merusak banyak keanekaragaman hayati Amazon di sepanjang perbatasan Brasil dengan Peru.

Jalan beraspal yang akan dibangun itu rencananya sepanjang 2.700 mil yang menghubungkan Sao Paulo dengan negara bagian Acre di Amazon. Jalan tersebut juga akan menghubungkan Kota Cruzeiro do Sul dengan kota perbatasan Peru, Pucallpa.

Mengutip Britannica, jalan raya yang disebut Transamazonian adalah sistem jalan beraspal dan tidak beraspal di Brasil yang dirancang untuk memfasilitasi pemukiman dan eksploitasi Lembah Sungai Amazon yang luas tapi sedikit penduduk.

Sistem jalan ini terdiri dari beberapa bagian utama. Segmen timur-barat sepanjang 5.100 kilometer membentang dari Recife, di pantai Atlantik, sampai keperbatasan Peru. Dua penghubung utara-selatan utama adalah Rio de Janeiro-Brasilia-Porto Franco-Belém danlebih jauh ke Barat sampaike Sao Paulo-Cuiabá-Santarém.

Jalan tambahan menghubungkan Cuiabá ke arah barat laut dengan jalan raya Transamazonian di Humaitá dan berlanjut ke utara ke Manaus dan seterusnya hingga Jalan Raya Perimeter Utara yang sebagian sudah selesai pembangunanya.

Pesatnya pembangunan sistem jalan ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang pelestarian ekologi Hutan Hujan Amazon yang rapuh dan populasi penduduk asli di kawasan tersebut.

Pertanyaan yang muncul, sebenarnya bolehkah ada pembangunan di Amazon?

Presiden Bolsonaro berpendapat pembangunan di Amazon akan meningkatkan ekonomi wilayah terpencil. Lewat keberadaan jalan lintas samudera itu, produk pertanian dapat dikirim ke pelabuhan Pasifik di Peru ke China.

"Proyek ini tidak akan menghancurkan hutan, itu akan membawa pembangunan berkelanjutan ke wilayah tersebut dengan memanaskan hubungan komersial dan budaya dengan Peru," kata Mara Rocha, seorang anggota kongres perempuan dari Acre yang mendukung pembangunan jalan Transamazonian seperti dikutip The Guardian.

Rocha mengatakan proyek itu sangat penting untuk wilayah yang merasa "dilupakan dan tidak terlihat".

Akan tetapi, proyek besar itu mendapatkan banyak penolakan dan kritikan dari para pecinta alam. Para penentang proyek khawatir pembangunan itu dapat memiliki konsekuensi bencana lingkungan buat Brasil, khususnya kenaikan deforestasi di Amazon yang kini melonjak tajam di lebih dari satu dekade terakhir.

Area hutan Amazon yang hilang meluas diperkirakan mencapai tujuh kali lebih besar dari London Raya sejak Agustus 2019 sampai Juli 2020.

Surat kabar Estado de Sao Paulo melaporkan, hutan murni sepanjang 130 kilometer perlu dibabat untuk membangun jalan tersebut. Termasuk area pusat taman hutan lindung nasional Serra do Divisor.

Para ahli menyebut taman itu sebagai salah satu wilayah Amazon yang paling beragam keanekaragaman hayatinya, yakni menampung setidaknya 130 spesies mamalia dan lebih dari 400 spesies burung. Anggota parlemen Brasil disebut sedang mempertimbangkan rencana untuk mempermudah perlindungannya dalam upaya nyata mempercepat proyek pembangunan jalan.

"Sebenarnya tidak ada seorang pun di Acre yang membutuhkan rute lintas samudra ini karena sudah ada jalan yang menghubungkan kami ke Peru. Yang kami butuhkan adalah membiarkan hutan tetap berdiri," ucap Luís Puwe Puyanawa, pemimpin adat yang menentang proyek tersebut.

Sementara itu, Miguel Scarcello, kepala SOS Amazonia, sebuah kelompok lingkungan menggambarkan proyek tersebut sebagai proyek yang tidak bertanggung jawab.

Jika proyek disetujui, tiga komunitas adat di dekat jalan dilaporkan akan terkena dampak, yakni Nukini, Jaminawa dan Poyanawa. Scarcello mengatakan ada kemungkinan taman nasional itu juga menjadi rumah bagi suku-suku terpencil yang belum pernah dihubungi.

"Ini adalah visi kuno yang terbelakang yang sama sekali tidak memperhatikan konservasi. Ini akan memotong area hutan yang belum tersentuh dan mempengaruhi hulu anak sungai yang sangat penting dari Sungai Jurua," ujar Scarcello.

Di luar kekhawatiran bencana deforestasi, posisi Sungai Amazon disebut jauh dari lokasi ideal untuk pembangun jembatan karena memiliki serangkaian batuan alami yang dianggap menyulitkan pekerjaan konstruksi.

"Misalnya, rawa-rawa yang luas dan tanah lunaknya akan memerlukan akses viaduk, yakni jembatan yang membentang melintasi daerah yang lebih rendah, yang sangat panjang dan fondasi yang sangat dalam. Ini membutuhkan investasi keuangan yang sangat besar," sebut Kaufmann.

Selain itu, ditambah lagi perubahan posisi aliran sungai sepanjang musim, dengan perbedaan mencolok soal kedalaman air akan membuat pekerjaan konstruksi sangat berat. Dikutip dari Amazon Waters, hal ini disebabkan karena sebagian permukaan air sungai naik dan turun sepanjang tahun dan sedimen lunak tepian sungai yang terkikis dan bergeser secara musiman.

"Lingkungan di Amazon tentu saja termasuk yang paling sulit [di dunia]. Jembatan melintasi selat juga menantang jika kedalaman airnya dalam, tetapi setidaknya memungkikan untuk menggunakan konstruksi ponton," ungkapnya.

(ttf/mik)

[Gambas:Video CNN]

Sentimen: negatif (94%)