Sentimen
Negatif (100%)
26 Feb 2024 : 18.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kediri, Banyuwangi

Kasus: penganiayaan

Ceceran Darah di Kafan Ungkap Dugaan Santri Banyuwangi Tewas Dianiaya

27 Feb 2024 : 01.27 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Nasional

Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus penganiayaan kepada Bintang Balqis Maulana (14), santri Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah Kediri, Jawa Timur, terungkap usai pihak keluarga mendapati adanya ceceran darah dari tubuh jenazah yang sudah terbungkus kafan.

Kakak korban Mia Nur Khasanah (22) menyebut ceceran darah itu keluar dari keranda yang digunakan untuk membawa jenazah adiknya.

Usai mendapati temuan itu, Mia menyebut keluarganya lantas meminta agar kain kafan yang membungkus jenazahnya untuk segera dibuka. Akan tetapi, kata dia, permintaan itu sempat ditolak oleh FTH yang juga sepupu dari korban.

"Kata sepupu saya sudah suci. Jadi enggak perlu dibuka [kain kafan] itu. Tapi kami tetap ngotot karena curiga adanya ceceran darah keluar dari keranda. Di situ perasaan saya dan ibu campur aduk," ujarnya saat dikonfirmasi Senin (26/2).

Setelah mendapat desakan tersebut, FTH dan empat orang lainnya dari perwakilan Ponpes yang mengantar jenazah, membuka kain kafan itu sesuai permintaan keluarga.

Mia menyebut keluarganya langsung histeris saat melihat kondisi jenazah adiknya yang dipenuhi oleh luka lebam dan robek. Selain itu, terdapat pula luka sundutan rokok di kaki korban dan satu luka menganga pada dada korban.

"Saya bilang Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah," tuturnya.

Melihat temuan itu, Mia mengatakan keluarganya lantas tidak mempercayai klaim dari pihak pesantren yang menyebut adiknya tewas usai terjatuh di kamar mandi.

"Saya nangis, ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya," katanya.

Atas dugaan penganiayaan itu, pihak keluarga kemudian melapor ke Polsek Glenmore. Jasad korban juga sempat dibawa ke RSUD Blambangan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dikonfirmasi terpisah, Pengasuh Ponpes PPTQ Al Hanifiyyah, Fatihunada atau Gus Fatih mengklaim tak tahu dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal.

Gus Fatih mengaku mendapatkan laporan Bintang telah meninggal di rumah sakit akibat terpeleset di kamar mandi, Jumat (23/2) pagi. Ia mendapatkan kabar itu dari santrinya yang juga sepupu korban, FTH (17).

"Saya mendapat laporan itu jatuh terpeleset di kamar mandi terus kemudian dibawa ke rumah sakit dari saudaranya (Fatahilah). Kemudian saya spontan bertanya sakit apa kok ke rumah sakit, tapi ya saya percaya karena yang menyampaikan kakaknya (sepupu). Masak kakaknya mau menipu, kan kecil kemungkinan," tuturnya.

Lebih lanjut, pihaknya kemudian mencari ambulans untuk mengantar jenazah ke kampung halamannya di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Gus Fatih kemudian turut mengantarkan ke Banyuwangi bersama FTH dan beberapa santri lain, pada Jumat sore.

Gus Fatih menambahkan dirinya juga tidak mengetahui seca pasti penyebab pasti kematian korban. Ia juga mengklaim tidak melihat kondisi jenazah Bintang yang sudah terbungkus kain kafan.

Sesampainya di kampung korban, dia juga mengaku sangat terkejut ketika melihat kondisi jenazah Bintang yang penuh luka dan lebam, hingga mengucurkan darah.

"Tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya, ada dugaan [penganiayaan] semacam itu. Munculnya dugaan aja tidak ada, wong dari awal bilangnya terpeleset," ujarnya.

Gus Fatih juga membantah menghalangi pihak keluarga untuk membuka kain kafan. Saat itu dia justru berada di belakang ambulans. Kemudian dia dipanggil oleh keluarga untuk melihat kondisi jenazah.

"Jadi kalau ada rumor seakan pengantar tadi melarang dibuka, itu nggak karena logikanya saya di belakang. Saya di luar karena banyak sekali masyarakat di sana, sehingga rumahnya penuh. Saya mundur kan saya tamu," terangnya.

Kini Gus Fatih menyerahkan sepenuhnya kasus kematian santrinya itu ke pihak kepolisian. Dia sendiri sudah dimintai keterangan oleh polisi sejak di Banyuwangi hingga di Polres Kediri.

Polres Kediri Kota, Jawa Timur, telah menetapkan empat tersangka dalam kematian santri Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Bintang Balqis Maulana (14).

Polisi mengatakan Bintang, santri asal Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi itu tewas diduga setelah dianiaya empat santri di pesantren sama yang merupakan seniornya.

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan penetapan tersangka ini dilakukan setelah pihaknya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi. Dalam proses pengusutan itu pihaknya bekerjasama dengan Polresta Banyuwangi.

"Satreskrim Polres Kediri Kota dan Satreskrim Polresta Banyuwangi telah melaksanakan tindak lanjut berupa olah TKP, pemeriksaan beberapa saksi dan kemarin Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan," kata Bramastyo, Senin.

(frd/tfq/wis)

[Gambas:Video CNN]

Sentimen: negatif (100%)