Sentimen
Negatif (80%)
1 Jul 2024 : 15.54

Paparan Cahaya Terlalu Terang pada Malam Hari Berisiko Tertular Diabetes

1 Jul 2024 : 22.54 Views 3

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Hiburan

Jakarta, Beritasatu.com -  Para peneliti mengatakan, paparan cahaya terang, seperti dari gawai di malam hari bisa mengganggu atau mengurangi kualitas tidur. Gangguan tersebut dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2. 

Mengurangi waktu penggunaan gawai sebelum tidur dan menggunakan mode malam dengan cahaya redup bisa membantu mengurangi risiko ini.

Dilansir dari Medical Daily, Senin (1/7/2024), melalui sebuah penelitian yang melibatkan sebanyak 85.000 orang dewasa sehat tanpa diabetes, peneliti dari Universitas Flinders Australia menemukan bahwa paparan cahaya antara pada pukul 00.30 dini hari dan 06.00 pagi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes sebesar 67%.

Kemudian, melalui jurnal The Lancet Regional Health, para peneliti juga menuliskan, risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada orang yang terpapar cahaya malam yang lebih terang dan pada orang yang terpapar pola cahaya yang dapat mengganggu ritme sirkadian.

"Menghindari cahaya pada malam hari dapat menjadi rekomendasi sederhana untuk dapat mengurangi risiko diabetes. Bahkan, dalam kondisi yang buruk, mereka yang memiliki risiko genetik berpotensi tinggi terkena diabetes,” tulis para peneliti. 

Selain itu, paparan cahaya yang ditangkap melalui perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan dan berisi sensor cahaya fotodioda silikon dengan panjang gelombang sensitivitas puncak 560 nm.

“Paparan cahaya malam dan risiko genetik ditemukan menjadi faktor risiko independen untuk mengembangkan diabetes tipe 2,” tambahnya.

Lebih lanjut saat dihubungkan dengan terganggunya ritme sirkadian tubuh yang dapat mengganggu beberapa fungsi tubuh, mereka turut menemukan bahwa paparan cahaya menyebabkan perubahan sekresi insulin dan metabolisme glukosa.

“Perubahan sekresi insulin dan metabolisme glukosa yang disebabkan oleh ritme sirkadian yang terganggu memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perkembangan diabetes tipe 2,” kata penulis senior Andrew Philips.

Walaupun para peneliti menemukan sejumlah hal penting tersebut, tetapi mereka mengeklaim penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan tertentu, seperti tidak dapat mengeksplorasi dampak waktu makan karena kurangnya data pola makan sementara.

Sentimen: negatif (80%)