Jakarta, Beritasatu.com - Perkasanya dolar Amerika Serikat (AS) di hadapan rupiah menjadi berkah bagi saham sektor transportasi kelautan, khususnya perkapalan yang melayani ekspor impor. Selain itu, menguntungkan perusahaan tambang berorientasi ekspor yang menghasilkan pendapatan dalam dolar AS.

“Mereka mendapatkan blessing in disguise dengan pelemahan rupiah,” kata Senior Analyst MNC Sekuritas Rudy Setiawan dalam “Investor Market Opening” IDTV, Senin (1/7/2024).

Indeks harga saham gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan sesi I Senin (1/7/2024). IHSG naik 54,55 poin (0,77%) mencapai 7.118,1. IHSG pada sesi ini menghijau di rentang 7.075-7.133. Sektor transportasi menjadi penopang kenaikan IHSG dengan penguatan lebih 3%. 

Selain saham transportasi perkapalan, kata Rudy, sektor komoditas, seperti nikel dan batu bara yang berorientasi ekspor dapat dilirik pelaku pasar. “Kita juga bisa lihat dari beberapa basic industry yang kalau kita lihat dari sisi permintaannya, masih meningkat,” tambah dia.

Sementara itu, Rudy menilai meski di era suku bunga tinggi, saham perbankan masih layak dikoleksi lantaran price to book value (PBV) telah mendekati harga pandemi Covid-19 sehingga relatif murah. Emiten-emiten perbankan sudah didiskon sehingga dapat dimanfaatkan untuk membeli dan menahan (buy and hold) terutama untuk investasi jangka panjang (long term investment).

Menurut Rudy, sektor yang kurang cook menjadi pilihan investor adalah teknologi.