Biak, Beritasatu.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor, Papua mengembalikkan sembilan kerangka tentara Jepang korban Perang Dunia II kepada pemerintah pusat lewat Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) di Jakarta.

"Setelah diserahkan, kerangka tentara Jepang dilakukan identifikasi dan dikembalikan kepada keluarga melalui Pemerintah Jepang," ujar Asisten 1 Sekretaris Daerah Biak Numfor Semuel Rumaikeuw menanggapi pengembalian kerangka tentara Jepang itu di Biak, Sabtu (29/6/2024) dilansir Antara.

Disebutkan Rumaikeuw, penyerahan dan pengembalian kerangka tentara Jepang sebagai tindak lanjut hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang.

Rumaikeuw menyebut, proses pengembalian kerangka tentara Jepang korban perang Dunia II diwakili Kepala Bakesbangpol Yermias Rumbiak dan Staf Ahli 1 Bupati bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Francisco Olla.

Ia mengatakan setelah penyerahan, kelanjutan penanganan kerangka tentara Jepang langsung ditangani pemerintah pusat lewat kementerian terkait. "Segera dilakukan kajian oleh BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) bersama pihak Jepang untuk menentukan DNA, penentuan asal-usul dan mengidentifikasi apakah kerangka ini benar tentara Jepang atau bukan hingga terperinci nama dan keluarganya," kata dia.

Kemendikbudristek bekerja sama dengan Pemerintah Jepang siap mengidentifikasi sembilan kerangka yang diduga tentara Jepang pada masa Perang Dunia II dikirim dari Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.

Berdasarkan catatan sejarah, Perang Dunia II terjadi pada 1939-1945. Adapun Pulau Biak menjadi basis pertahanan serdadu Jepang melawan tentara sekutu AS. Diperkirakan sebanyak 3.000 tentara Jepang gugur saat bersembunyi di gua Jepang Binsari Kabupaten Biak Numfor.