Mengenal Glaukoma, Gangguan Syaraf Mata yang Dialami Komedian Adul yang Bisa Memicu Kebutaan
Tribunnews.com Jenis Media: Kesehatan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar mengejutkan dari dunia selebritis datang dari komedian Abdul Latief alias Adul.
Ia dikabarkan menderita penyakit glaukoma yaitu kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan di dalam bola mata yang perlu ditangani segera untuk mencegah kebutaan.
Adul yang dulu dikenal sebagai rekan Komeng dikabarkan mengalami gangguan itu hingga tidak bisa melihat.
Adapun kondisi terkini Adul tersebut pertama kali diungkapkan oleh Padji Pragiwaksono saat podcast bersama Kiky Saputri.
Lantas apa sebenarnya glaukoma?
Dihimpun dari berbagai sumber, glaukoma adalah kondisi medis berupa gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata.
Umumnya kerusakan saraf mata tersebut terjadi karena adanya tekanan tinggi pada bola mata.
Namun, ada beberapa kasus glaukoma yang terjadi walau tekanan pada bola matanya masih dalam batas normal sekalipun.
Namun berbeda dengan katarak, kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki alias menjadi buta.
Sebab, semakin dini glaukoma ditemukan dan diikuti tindak lanjut yang tepat, semakin penderita akan terhindar dari kebutaan.
Jenis glaukoma terdiri dari 2 yakni glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.
Gejala umum glaukoma terbuka paling umum memiliki gejala selain hilangnya penglihatan secara perlahan.
Glaukoma sudut tertutup, meskipun jarang, adalah keadaan suatu darurat medis dan gejalanya termasuk sakit mata disertai mual dan gangguan visual yang tiba-tiba.
Diketahui Glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan di Indonesia setelah katarak.
Di sisi lain, angka kejadian glaukoma akan terus meningkat.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dr. Eva Susanti.
"Angka kejadian glaukoma diperkirakan meningkat seiring dengan peningkatan harapan hidup masyarakat Indonesia," ungkap Eva pada laman resmi Kementerian Kesehatan dilansir, Rabu (27/3/2024).
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperkirakan 57,5 juta orang di seluruh dunia terkena glaukoma.
Setidaknya 50 persen orang (penderita glaukoma) di negara maju tidak menyadari menderita glaukoma.
"Dan jumlah ini dapat meningkat menjadi 90 persen di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” ungkap Eva.
Lebih lanjut, Eva pun menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan mata secara teratur agar glaukoma dapat dideteksi sedini mungkin.
Bila ditemukan tanda atau gejala maka dapat ditindaklanjuti dengan pengobatan yang tepat.
“Secara ideal sumber daya yang berkualitas harus bebas gangguan panca Indera termasuk bebas dari gangguan penglihatan dan kebutaan. Karenanya, penanggulangan gangguan penglihatan perlu mendapatkan perhatian," tutup Eva.
Jangan Diremehkan
Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K) Ketua glaukoma Service dan juga dokter spesialis mata yang berpraktek di JEC Eye Hospitals and Clinics mengatakan, penyakit glaukoma jangan diremehkan dan deteksi dini sangatlah diperlukan bagi masyarakat sebelum terlambat.
Glaukoma bisa bersifat kronik maupun akut.
Glaukoma kronik biasanya tidak memiliki gejala awal yang khas dan pasien baru sadar mengalami glaukoma saat sudah terjadi kebutaan dan ini yang menyebabkan glaukoma sering disebut sebagai ‘pencuri penglihatan’.
Dengan sifat glaukoma yang asimtomatik, besar kemungkinan Anda tidak menyadari terjadinya penurunan fungsi penglihatan mata dan pada glaukoma akut, terjadi gangguan penglihatan yang mendadak dan biasanya menyebabkan pasien segera berobat.
Melansir JEC Eye Hospitals and Clinics, berikut tanda-tanda jitu untuk Anda waspadai apabila mengidap Glaukoma dibawah ini:
1. Merah, Nyeri dan Buram
Pada glaukoma yang akut, terjadi peningkatan tekanan bola mata yang mendadak. Mata menjadi merah disertai dengan rasa nyeri di mata dan penglihatan menjadi buram mendadak.
2. Sakit Kepala, Mual dan Muntah
Tekanan yang tinggi pada bola mata kemudian menyebabkan timbulnya sakit kepala pada pasien yang sering juga disertai dengan rasa mual dan muntah.
3. Kornea Mata Mengeruh
Adanya penyumbatan pada sudut antara iris dan kornea yang mengakibatkan cairan mata tidak dapat terbuang ke drainase (tempat pembuangan cairan pada mata) dengan baik. “Hal ini yang memperkeruh warna kornea,” jelas Prof. Dr. dr Widya
4. Pandangan Seperti Melihat Pelangi atau Cahaya
Akibat kornea keruh, timbul pembiasan cahaya akibat berubahnya indeks bias. Hal ini menyebabkan pasien seperti melihat pelangi atau cahaya yang berpendar.
5. Sensitif Terhadap Cahaya Terang
“Kerusakan saraf mata menyebabkan mata penderita tidak nyaman ketika melihat cahaya terang, sehingga penderita terkadang menyipitkan matanya ketika hal ini terjadi”, ungkap Prof. Dr. dr Widya
6. Mata Sering Berair
Mata mengalami iritasi dan menjadi lebih sering berair dibandingkan keadaan normal
7. Rasa Pegal Atau Tidak Nyaman di mata
Pada kondisi tekanan bola mata yang kronik, pasien sering tidak menyadari bahwa tekanan bola mata nya tinggi. Namun apabila tekanan sudah cukup tinggi, pasien bisa merasakan bahwa matanya menjadi terasa pegal dan tidak nyaman.
8. Bintik Buta Pada Penglihatan Samping
“Penderita glaukoma berpotensi mengalami penyempitan lapang pandang mata sehingga penderitanya hanya bisa melihat objek seolah dari lubang kunci. Apabila hal ini sudah terjadi, sangat sulit disembuhkan,” ujar Prof. Dr. dr Widya. Efek dari gangguan lapang pandang ini bisa menyebabkan pasien menjadi sulit melihat dan sering tersandung saat berjalan.
Sentimen: negatif (100%)