Amerika Serikat disebut mulai bosan memasok senjata militer ke Ukraina.

Mantan asisten khusus untuk kebijakan dan komunikasi di Pentagon, Douglas MacKinnon, mengatakan Washington 'muak' dengan permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang tak ada habisnya.

Menurutnya, Zelensky "bertingkah seperti anak manja dan pemarah" yang ingin mendapatkan semua yang dia inginkan dan tak pernah puas terhadap apa yang sudah diberikan.

"Banyak pihak di pemerintah AS dan banyak warga negara kita mulai bosan dengan tindakannya," kata MacKinnon, seperti dikutip Sputnik News.

Berapa sebetulnya total bantuan yang diberikan AS kepada Ukraina selama invasi Rusia?

Menurut catatan Kiel Institute for the World Economy, Amerika Serikat menjanjikan memberikan bantuan militer ke Ukraina senilai 42,84 miliar euro atau setara Rp712 triliun.

Komitmen itu tercatat dijanjikan AS sejak 24 Januari 2022 hingga 31 Mei 2023.

Bukan cuma militer, AS juga memberikan bantuan kemanusiaan sebesar 3,6 miliar euro atau setara Rp59,8 triliun dan bantuan keuangan sejumlah 24,26 miliar euro atau setara Rp403,2 triliun ke Ukraina.

Jika ditotal, AS sudah menggelontorkan bantuan senilai Rp1 kuadriliun untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

Sementara itu, menurut catatan Kementerian Pertahanan AS, sejak invasi dimulai yakni pada 24 Februari 2022, AS sudah memberikan bantuan ke Ukraina sebesar lebih dari 42,6 miliar dolar atau setara Rp639 triliun.

Bantuan ini termasuk ribuan sistem anti-pesawat Stinger, ribuan sistem anti-armor Javelin, berbagai jenis sistem pertahanan udara beserta amunisi, beragam tank termasuk Abrams, bermacam jenis roket, sejumlah besar senjata anti-pesawat dan amunisi, ratusan kendaraan taktis.

Kemudian ratusan kendaraan keamanan lapis baja, peralatan pembersih ranjau, ribuan peluncur granat, ratusan ribu set pelindung tubuh dan helm, kapal pertahanan tak berawak, ranjau anti-tank.

Lalu radar pengawasan udara, berbagai macam rudal, sistem mortar, Howitzer, dan masih banyak lagi.

Awal pekan ini, media melaporkan bahwa Washington berencana memberikan paket bantuan militer untuk Ukraina senilai 400 juta dolar atau sekitar Rp9 triliiun.

Paket bantuan itu mencakup amunisi artileri, rudal pertahanan udara, dan kendaraan darat untuk serangan balasan Ukraina ke Rusia.