Jangan Lupa! Amankan Mobile Banking Anda, Begini Caranya
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Pembobolan rekening dengan modus menginstal aplikasi tidak resmi masih terjadi di tengah masyarakat. Tak jarang, modus penipuan tersebut merugikan nasabah hingga ratusan juta rupiah.
Untuk itu, Anda perlu mengantisipasi agar insiden tersebut tidak terjadi. Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menyebut ada beberapa cara untuk mencegahnya.
Pertama, dia bilang agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan penawaran-penawaran instal aplikasi dari pihak yang tidak dikenal. Selain itu, jangan memberikan data-data pribadi yang bersifat rahasia tanpa memahami tujuan permintaan data tersebut.
"Menjaga data pribadi sebaik-baik-nya, termasuk saat berbagi momen atau info melalui social media," kata Arianto kepada detikcom, Rabu (26/6/2024).
Kemudian, dia juga mendorong masyarakat untuk rutin memeriksa mutasi rekening dan catatan histori transaksi dari bank mitra. Hal ini dilakukan masyarakat dapat langsung menyadari apabila ada transaksi yang mencurigakan.
Di sisi lain, dia menekankan perbankan dalam meluncurkan aplikasi mobile banking telah melalui serangkaian proses, seperti proses pengembangan, perizinan, hingga pemeriksaan, termasuk audit dan uji coba. Serangkaian proses itu dilakukan untuk memastikan keandalan sistemnya, seperti fitur, keamanan, keakuratan, hingga kualitas layanan.
Menurutnya, kasus peretasan pada mobile banking biasanya mampu memindahkan kewenangan transaksi yang kompleks, seperti user ID dan password-nya, penggandaan ID ponsel yang digunakan, hingga penggandaan aplikasi mobile banking.
"Jadi tidak serta merta saat fraudster menguasai user ID dan password/PIN nasabah mobile banking, maka fraudster dapat melakukan transaksi," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya telah mengantisipasinya dengan memberikan perlindungan aplikasi mobile dengan mencatat data-data pengguna, seperti jenis perangsang, password log-in, hingga PIN transaksi. Meski begitu, kasus pembobolan rekening melalui mobile banking tak terlepas dari peran nasabah.
Senada, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan masyarakat harus selalu sadar risiko. Hal ini penting lantaran dapat melindungi diri sendiri.
"Kita harus sadar risiko. Di dunia ini tidak baik aja orangnya banyak orang yang berniat jahat. Ini memang bukan sesuatu yang bagus karena mudah berprangsangka dengan orang. Tetapi itu yang kita lakukan untuk melindungi diri sendiri," ujar Piter kepada detikcom.
Kemudian, dia juga meminta masyarakat untuk selalu berhati-hati dengan siapapun yang meminta data-data pribadi terkait rekening bank. dia bilang data seperti tanggal lahir jangan sampai diberikan kepada orang lain dengan mudah. Pasalnya, data tersebut juga bisa digunakan untuk PIN maupun password.
Selain itu, dia mengimbau untuk tidak mudah percaya kepada siapapun yang menghubungi melalui telepon atas nama instansi tertentu. Apalagi sampai menanyakan data pribadi ataupun menginstal aplikasi tidak resmi.
"Orang bisa secara random menelepon dan menanyakan kita, harusnya langsung nggak percaya dulu. Harus dipahami oleh masyarakat pemilik aplikasi instansi resmi tidak mudah menghubungi kita. Jadi kalau ada yang mengaku-ngaku dari mana lah jangan mau, jangan percaya," tegasnya
(kil/kil)
Sentimen: positif (99.7%)