Sentimen
Tokoh Terkait
Sudharmono
Wakil Presiden
Kompas.com Jenis Media: Nasional
LUAR biasa berkah Ilahi kepada negeri ini, Indonesia. Begitu republik berdiri, kita memiliki Wakil Presiden pertama, Mohammad Hatta, pendiri dan pemikir bangsa. Panutan dalam pelbagai hal. Ia mewakafkan dirinya untuk kepentingan dan kemaslahatan bangsa.
Rasa sayangnya pada kemanusiaan ia torehkan dalam Konstitusi kita. Paham dan kepercayaannya pada sistem demokrasi ia tumpahkan dalam fondasi aturan main berbangsa dan bernegara.
Amarahnya pada sistem kapitalis rakus yang mengisap darah dan sumsum rakyat, ia abadikan dalam Undang-Undang Dasar. Itulah sistem koperasi. Bung Hatta, adalah penegak martabat manusia. Penyemen kemajemukan bangsa.
Ia mundur setelah hati nuraninya sudah tidak sejalan dengan praktik kekuasaan ketika itu. Bangsa ini bersedih hati atas pengunduran diri putra terbaiknya.
Hatta mundur dari pentas kekuasaan dan memilih menjadi rakyat biasa, tetapi dengan gelar dan fungsi baru: guru bangsa, tempat kita semua belajar dan mengikuti jejaknya.
Wakil Presiden kedua bangsa ini, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Ia adalah seorang raja yang berhati, bermental dan berperilaku Republik.
Tahtanya ia abdikan untuk kepentingan rakyat. Ia lahir bersama Republik kita. Ia merawatnya. Ia mempertahankannya.
Kita tidak pernah mendengar kisah negatif tentang dirinya yang haus kuasa. Ia malah memiliki catatan surplus dalam hal perilaku kuasa. Ia sungguh-sungguh raja Jawa, bukan label. Bukan analogi atau perumpamaan. The real King. Rakyat amat menyayanginya.
Ia tidak pernah berikhtiar memburu dan mempertahankan kekuasaan dengan pelbagai siasat. Ia malah menolak untuk melanjutkan kekuasaannya sebagai wakil presiden. Akal waras dan hati nuraninya sudah tidak searah lagi dengan laku kuasa ketika itu.
Wakil Presiden berikutnya, Adam Malik. Putra bangsa yang satu ini, berjuang demi kemerdekaan sejak usia yang amat belia. Ia termasuk tokoh pemuda yang mendesak Sukarno-Hatta agar segera menyatakan Indonesia merdeka.
Pendidikan formalnya sangat minim, tetapi level kecerdasannya sangat luar biasa. Ia mengharumkan nama bangsa dalam dunia diplomasi.
Ia pernah menjadi Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia amat disegani karena kepiawaiannya. Wibawanya bersumber dari kemampuannya, bukan karena kuasanya. Adam Malik identik dengan pendirian Republik.
Lalu, bangsa ini memiliki Wakil Presiden keempat, Jenderal Umar Wirahadikusumah. Jejak langkahnya di bidang militer untuk membela negeri, tak pernah ada yang menyoalnya.
Ia amat berwibawa lantaran keandalannya dalam adu taktik dan strategi membela dan mempertahankan negeri kita. Kejujurannya pun dalam menjalankan tugas dan pengabdiannya, tak pernah diragukan. Di situlah sumber kharisma kepemimpinannya.
Lepas dari Umar, kita memiliki Wakil Presiden kelima, Sudharmono. Ia amat menonjol dalam hal tertib administrasi. Ia amat piawai menangani dan membenahi struktur birokrasi yang begitu ribet.
Sentimen: positif (61.5%)