Sentimen
Negatif (88%)
13 Okt 2024 : 17.54
Partai Terkait

Prabowo Soroti Kritik dengan Cara Caci Maki Pemerintah, Syahganda Nainggolan: Segera Menunjuk Hidung Siapa Kelompok Tersebut

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

13 Okt 2024 : 17.54
Prabowo Soroti Kritik dengan Cara Caci Maki Pemerintah, Syahganda Nainggolan: Segera Menunjuk Hidung Siapa Kelompok Tersebut

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto menyoroti kritik dengan cara mencaci maki pemerintah, sebagai budaya asing. Hal itu disampaikan saat menghadiri forum legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta.

Merespons pernyataan Prabowo Subianto itu, Pengamat Politik dari Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan meminta Prabowo Subianto menyebut langsung nama segelintir oknum yang dikatakan suka mengkritik pemimpin dengan cara caci maki.

Hal ini penting untuk menunjukkan komitmen Prabowo, ingin memberangus tukang caci maki atau sebaliknya malah membungkam demokrasi ke depan.

Indonesia, menurutnya, mempunyai cara sopan santun dalam melakukan kritik. Syahganda mengingatkan bahwa budaya demokrasi Indonesia memang pernah ada dan berkembang dalam situasi kepemimpinan nasional penuh idealisme.

Namun, belakangan dipimpin oknum korup dan haus kekuasaan. Dalam situasi seperti itu maka kaum oposisi melakukan gerakan militan dan radikal untuk mengimbangi kejahatan oknum yang menggunakan kekuatan negara tersebut.

"Jika Prabowo ingin menghilangkan kaum oposisi seperti itu, maka Prabowo nantinya akan terjebak dengan budaya otoritarianisme yang muncul di era Sukarno, Suharto dan Jokowi. Untuk menghindari itu, Prabowo harus segera menunjuk hidung siapa kelompok tersebut," ujar Syahganda dalam keterangannya, Jumat (11/10).

Dalam kesempatan kali ini Syahganda yang merupakan pendiri kelompok oposisi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menyampaikan apresiasi kepada Susilo Bambang Yudhoyono yang mengingatkan Prabowo beberapa hari lalu.

Syahganda menilai pernyataan SBY yang meminta Prabowo tetap terbuka pada kritik dari masyarakat sangat baik.

"Sebab, dengan berkembangnya oposisi, fungsi kontrol sosial yang hilang akan diisi oleh kalangan civil society," kata Syahganda. (fajar)

Sentimen: negatif (88.7%)