Sentimen
Positif (88%)
9 Okt 2024 : 21.44
Informasi Tambahan

BUMN: BNI

Grup Musik: IZ*ONE

Tokoh Terkait
Jusuf Kalla

Jusuf Kalla

Bahlil Cerita Kena Sentil Jusuf Kalla Gegara Nikel

10 Okt 2024 : 04.44 Views 2

Oposisicerdas.com Oposisicerdas.com Jenis Media: News

Bahlil Cerita Kena Sentil Jusuf Kalla Gegara Nikel

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku pernah disentil Wakil Presiden RI periode 2014-2019 Jusuf Kalla (JK). Hal itu lantaran pemerintah membesarkan proyek hilirisasi atau pembangunan smelter di dalam negeri.

Padahal menurut JK, hasil program hilirisasi nikel di Indonesia lebih banyak dinikmati oleh pihak luar negeri. Sementara nilai tambah yang dihasilkan juga cenderung mengalir ke luar negeri, bukan untuk kepentingan dalam negeri.

"Saya pernah disentil oleh Pak JK "Lil, itu investasi nikel itu jangan dibesarkan-besarkan karena yang dapat untung banyak kan bukan dalam negeri, luar negeri, nilai tambahnya itu luar negeri," jelas Bahlil dalam acara BNI Investor Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (9/10/2024).

Bahlil menuturkan mayoritas izin tambang yaitu sekitar 85 hingga 90 persen dimiliki oleh putra-putri Indonesia dan badan usaha milik negara (BUMN). Namun, diakuinya, 85% industri hilirisasi tambang di Indonesia memang masih dikuasai oleh investor asing.

"Untuk izin tambang 85% sampai 90% itu dalam negeri, dimiliki oleh putra-putri terbaik Republik Indonesia dan BUMN. Tetapi untuk industrinya itu saya jujur mengatakan dikuasai 85% oleh asing," urainya.

Bahlil menambahkan, salah satu alasan industri hilirisasi tambang di Indonesia masih didominasi oleh asing karena perbankan luar negeri lebih berminat memberikan kredit investasi dibandingkan perbankan dalam negeri.

Menurutnya, meskipun ada bank lokal yang menawarkan kredit, persyaratan modal awal (equity) yang diminta terlalu besar, yakni 30 hingga 40 persen, yang sulit dipenuhi oleh sebagian besar pengusaha.

Bahlil juga menambahkan, ketika kredit diperoleh dari bank luar negeri, ada kewajiban bagi debitur untuk membayar pokok dan bunga pinjaman dari pendapatan ekspor, yang menghabiskan sekitar 60 persen dari pendapatan.

"Jadi apa yang disampaikan oleh Pak JK itu benar, 60 persen DHE (devisa hasil ekspor) kembali ke sana (bank luar negeri) dari hasil industri (hilirisasi). Tetapi itu terjadi karena memang membiayai pokok tambah bunga," pungkas Bahlil.

Foto: Bahlil Cerita Kena Sentil JK Gegara Nikel. (Foto: Okezone.com/MPI)

Sentimen: positif (88.3%)